TEMPO.CO, Canberra - Mengapa ber-SMS sebaiknya dihindari saat kita tengah berjalan atau berkendara? Para peneliti di Universitas Queensland, Australia, mencoba menjelaskannya dengan cara yang sederhana, yakni melalui penelitian yang mereka lakukan.
Saat berjalan, kata para peneliti, orang yang tengah ber-SMS tidak mungkin untuk melangkah lurus. Mereka mempelajari pola pergerakan 26 orang saat mereka berjalan normal dengan mata mereka terpaku pada smartphone mereka.
Saat ber-SMS, gerakan leher berkurang, kepala menunduk, dan bahu sedikit terangkat ke atas. "Mereka berjalan menyerupai robot tua," kata pemimpin peneliti, Siobhan Schabrun. "Mereka mengunci lengan, tubuh, dan kepala bersama semua perhatian untuk menjaga telepon di depan mata mereka. (baca juga: Hati-Hati, Efek SMS dan Smartphone Bisa Bikin Gemuk)
Penelitian terhadap mereka yang berjalan sambil ber-SMS, katanya, hasilnya mirip dengan penelitian sebelumnya pada manula, yang hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang berpostur kaku menempatkan dirinya pada risiko yang lebih besar untuk jatuh.
Bahkan, kata Schabrun, mereka yang hanya memindai layar mereka dengan mata cenderung untuk berjalan ke arah yang salah. (baca: Nyetir Sambil SMS-an Berujung Pada Kematian)
Penelitian ini selaras dengan data yang disodorkan sebuah studi Ohio State University tahun lalu yang menemukan bahwa lebih dari 1.500 orang dirawat di ruang gawat darurat karena cedera terkait ponsel. Angka itu naik dari 559 kasus pada tahun 2004.
Secara keseluruhan, 35 persen dari peserta melaporkan tersandung, jatuh, bertabrakan dengan orang lain, dan berjalan ke arah yang tak seharusnya pada saat mereka berjalan sambil ber-SMS. "Orang-orang berpikir mereka akan dalam garis lurus, tetapi kenyataannya tak demikian," kata Schabrun menambahkan. (baca: Orang Suka Lupa Pernah Kirim Pesan Teks Saat Tidur)
SMH | TRIP B