TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah akan membahas investor yang berminat membangun kilang di Indonesia. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan rapat akan digelar secara internal pekan depan, untuk membahas respon dari hasil konsultasi pasar yang digelar pada Februari lalu di Singapura. Dalam rapat tersebut akan dibahas rencana pemerintah selanjutnya.
"Artinya apakah perlu ada meeting terbatas untuk yang sudah menyatakan minat," kata Bambang di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 7 Maret 2014. Dia mengatakan akan dibuat pipline dalam pembangunan kilang tersebut. "Harus disiplin agar kilang terbangun."
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan investor yang berminat membangun kilang di Indonesia adalah perusahaan-perusahaan lama yang sebelumnya sudah melakukan penjajakan. Meskipun tak mau menyebut secara rinci nama-nama perusahaan tersebut, namun dia mengatakan perusahaan itu berasal dari beberapa negara.
"Tidak banyak yang minat, itu-itu lagi. Ada Aramco, ada Qatar, Jepang juga ada. Walaupun ada juga beberapa lagi tapi sulit memenuhi Undang-Undang kita. Tim sudah berbicara dengan para investor itu," kata Hatta.
Menurut Hatta, untuk melakukan pembangunan kilang harus dipastikan dulu jaminan pasokan crude oil. Dia mengatakan tak banyak negara yang menjamin pasokan crude oil hingga 300 ribu barel per hari. "Paling nanti kami akan berbicara dengan Irak, Kuwait, Saudi, atau Venezuela," katanya. Dari semua negara tersebut, kata Hatta, yang berkomitmen untuk memberi pasokan hanya Irak.
Hatta mengaku sudah bertemu langsung dengan Perdana Menteri dan Deputi Perdana Menteri Irak dalam kunjungan bilateral kedua negara. "Yang mengatakan siap untuk mensuplai 300 ribu barel per hari ke Indonesia dari Oil Basra," katanya. Selain itu, Kementerian Keuangan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal juga sudah melakukan road show mengundang investor. "Kami berkomitmen untuk membangun karena ini meyangkut security of suply."
ANGGA SUKMA WIJAYA