TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menugasi lima perusahaan BUMN karya terbesar untuk membangun sistem transmisi listrik 500 kilovolt di sepanjang Pulau Sumatera. Proyek yang akan dimulai pada Agustus mendatang ini diharapkan dapat mengatasi kekurangan pasokan listrik di Sumatera Utara.
"Sistem transmisi itu bisa mengalirkan listrik dengan jumlah yang besar. Bisa dialirkan listrik 2.000 megawatt lewat situ," kata Dahlan, saat ditemui seusai pertemuan dengan BUMN karya di Jakarta, Jumat, 7 Maret 2014.
Sistem transmisi ini mencontek sistem yang lebih dulu diterapkan di Jawa, yang menghubungkan jaringan listrik dari Paiton (Jawa Timur) dengan Suralaya (Jawa Barat). Proyek baru tersebut tidak membatalkan proyek transmisi listrik lainnya di wilayah Sumatera yang saat ini sudah berjalan. (baca:Sistem Listrik Sumatera Akan Meniru Jawa)
"Yang dari kota kecil ke kota kecil masih tetap (dibangun). Ibaratnya, yang itu jalan raya, yang sistem transmisi 500 KV ini jalan tolnya," kata Dahlan setelah menggelar pertemuan dengan BUMN karya guna membahas krisis listrik Sumatera di kantor PT Pertani, Jakarta, kemarin.
Menurut Dahlan, sistem transmisi baru ini akan mengalirkan pasokan energi listrik dari Sumatera Selatan ke Sumatera Utara. Sumatera Selatan dipilih sebagai sumber listrik karena dinilai mempunyai cukup banyak pembangkit listrik dengan harga ekonomis. Sebaliknya, Sumatera Utara kekurangan listrik, sementara tarifnya mahal.
Dahlan menjelaskan, Sumatera Selatan merupakan lumbung energi yang dapat dimanfaatkan untuk daerah lain. Harga listrik produksi Sumatera Selatan terhitung murah, hanya Rp 800 per watt. Adapun harga listrik dari Pekanbaru mencapai Rp 2.000 per watt, sedangkan harga listrik produksi Medan bahkan mencapai Rp 4.500 per watt.
"Lebih baik memproduksinya di Sumatera Selatan karena selisihnya Rp 1.200 (dibanding di Pekanbaru). Selisih harga tadi untuk membiayai jalan tol transmisi ini," kata mantan Direktur Utama PT PLN itu.
Dengan demikian, Dahlan menjelaskan, pembangunan sistem transmisi yang diperkirakan menelan investasi senilai Rp 60 triliun ini tidak akan memakai dana APBN. Pemakaian dana APBN dikhawatirkan akan membuat proses pembangunan berlangsung lebih lama.
Dahlan menunjuk BUMN agar proyek itu bisa selesai lebih cepat. Dia berharap proyek tersebut selesai dalam 2,5 tahun. "Kalau bisa kurang dari 2,5 tahun, Sumatera bebas gangguan listrik," katanya. (baca:Listrik Biarpet, Dahlan Iskan Panggil Bos PLN)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyatakan, untuk mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara, pemerintah mendorong pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Sarulla, Kabupaten Tapanuli Utara, yang terhenti agar kembali beroperasi. Jero mengatakan pembangkit listrik tersebut memiliki kapasitas 2 x 300 megawatt.
Adapun Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho mengatakan jalan keluar yang bisa dilakukan adalah mempercepat pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap Pangkalan Susu, yang berkapasitas 2 x 200 megawatt. Namun masalah pembebasan lahan di Kabupaten Langkat dianggap sebagai kendala utama.
ALI HIDAYAT | SAHAT SIMATUPANG (MEDAN)