TEMPO.CO, Banyuwangi -- Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XII Irwan Basri mengatakan sekitar seribu hektare dari lima ribu hektare lahan kakao terserang virus Vascular Streak Dieback (VSD) dalam tiga tahun terakhir ini. "Virus menyerang batang, sehingga tanaman mati," kata Irwan di Banyuwangi, Sabtu petang kemarin, 8 Maret 2014.
Lahan kakao yang terserang virus meliputi wilayah Banyuwangi, Jember dan Malang. Serangan virus mematikan itu menyebabkan produktivitas kakao anjlok 20 persen, dari yang normalnya 800 kilogram per hektare menjadi 640 kilogram per hektare.
Komoditas kakao PTPN XII telah diekspor ke Eropa dengan harga antara 3-6 dollar Amerika per kilogram. Kakao merupakan bahan baku pembuatan cokelat.
PTPN XII, kata Irwan, telah mengajak Pusat Penelitian Jember untuk bersama-sama memberantas virus VSD. Bahkan PTPN XII bersedia berbagi hasil bila Puslit Jember bisa mengembalikan produktivitas kakao. "Tapi belum ada jawaban dari Puslit Jember," kata Irwan.
Kelompok petani kakao di Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran Sunyoto Prasetyo mengatakan serangan virus VSD membuat panennya anjlok dari 1,6 ton per hektare di tahun 2012 menjadi 7 kuintal per hektare selama 2013. Bahkan triwulan pertama tahun ini tanaman kakao belum berbuah. "Biasanya bulan Juli panen, entah tahun ini bisa panen atau tidak," kata dia.
Selain hasil panen turun, harganya juga anjlok dari Rp 27.500 per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilo. Sunyoto sendiri memiliki satu hektare lahan kakao. Di desanya ada 25 petani kakao dengan total luas lahan 21 hektare. Hasil panen mereka jual ke Bali.
IKA NINGTYAS