TEMPO.CO, Bandung - Para kolektor mobil dan motor tua di Indonesia, Ahad siang berkumpul di Balai Kota Bandung, jalan Wastukencana, Bandung. Acara yang bertajuk BBQ Ride itu, menunjukan hasil tangan para penghobi dalam mengurus, bahkan menambah fungsi kendaraan tuanya. "Kami mengurus, membuat dan melahirkan hal baru dalam dunia otomotif," ujar penggagas BBQ Ride, Chandra Perdana Murti, saat ditemui Tempo, Ahad, 9 Maret 2014.
Untuk mengumpulkan para penghobi kendaraan tua, kara Chandra, pihaknya sedikit kesulitan. Sebab menurutnya, sebagian besar dari kendaraan mereka, tidak mampu menempuh perjalanan jauh menuju ke Bandung. "Banyak keluhan kendaraan mogok dari penghobi asal Jakarta, Yogyakarta dan Bali," kata dia. Even berkumpulnya para penghobi kendaraan antik yang kedua kalinya ini, berhasil mengumpulkan 20 Builder (orang yang merombak kendaraan) dan beberapa komunitas mobil.
Sejak pag, puluhan mobil, motor bahkan sepeda tua, dipajang di area parkir Balai Kota Bandung. Mobil bermerk Chevrolet, motor bermerk triumph hingga sepedah BMX (Bicycle Motocross) bermerk GT keluaran lama, menjadi pemandangan unik bagi pengunjung pameran. Chandra mengaku, munculnya ide mengumpulkan para komunitas mobil tua, berawal dari keinginan pribadinya. Dia yang juga seorang bulider, sudah lama mengidamkan para penghobi untuk berkumpul di Kota Bandung.
Umur kendaraan yang dipajang, berusia hingga puluhan tahun. "Yang hadir disini, kendaraan-kendaraan dari tahun 1942 sampai 1970-an," ujar Chandra. Disana, para penghobi tersebut tidak hanya memamerkan kendaraan yang diurusnya. Beberapa mobil pun mereka jual dengan banderol yang tidak ditentukan. Bagi para penghobi, mobil antik merupakan barang seni, di mana harga tiap kendaraan tidak dapat ditentukan oleh pihak penjual saja.
Selain mobil antik, para penghobi pun memajang kendaraan buatan tangannya sendiri. Seperti motor Chooper yang dimiliki Chandra. Dirinya mengaku tidak dapat mengakumulasikan besaran biaya yang dikeluarkan untuk dapat membangun motor dengan desain yang diinginkannya itu.
Motor buatan tangan ini, kata Chandra, selalu memiliki ciri khas karena dibuat dengan desain sendiri. Para penghobi motor serupa mengaku tidak puas dengan motor yang dihasilkan pabrik, sehingga harus memodifikasi ulang motor tersebut. "Kepuasan kami ada di motor yang berhasil dibandun," ujar Chanda. Menurutnya, kegiatan seperti ini merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia dapat memproduksi kendaraan bermotor sendiri.
PERSIANA GALIH
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler lainnya:
Tersangka Pembunuh Ade Sara Tertawa Saat Diperiksa, Pengacara Bingung
Faisal Basri: Kesalahan Boediono, Mau Jadi Wapres
Ternyata Ahok Bisa Disuap
Ahok: Saya Punya Ambisi Jadi Presiden
Jokowi Maju, Gerindra: Ahok Korban Politik