TEMPO.CO, Bandung - Keluarga besar Dedeh Uum Fatimah, ibu pembunuh dua anaknya, tidak melihat kejanggalan dalam diri Dedeh setiap hari. Mereka juga menyatakan tidak pernah mendengar Dedeh berkeluh kesah tentang anak-anak ataupun suaminya, Sito.
"Nggak ada yang aneh, dia mah biasa-biasa saja. Kemarin siang juga masih ngobrol sama saya. Biasalah kalau ibu-ibu mah mengobrolnya kan soal anak-anak, soal ekonomi keluarga," ujar Rostika, kakak kandung sekaligus tetangga Dedeh, Selasa, 11 Maret 2014. (Baca: Ibu Ini Temui Polisi Setelah Bunuh Dua Anaknya )
Dedeh, 35 tahun, yang tinggal di RT 05 RW 22 Kampung Cijeungjing, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa dinihari, 11 Maret 2014, menenggelamkan kedua anaknya ke dalam tangki air berkapasitas 1.000 liter. Setelah itu, ia menyerahkan diri ke polisi.
Ditemui di rumah Dedeh, Rostika mengatakan hubungan Dedeh dengan suaminya berjalan baik. Pasangan yang memiliki tiga anak itu tidak permah terlihat bertengkar hebat. "Nggak ada pacogregan (pertengkaran serius). Biasa-biasa saja. Sama anak-anaknya juga nggak pernah kasar," ujar perempuan 48 tahun itu.
Ateng, ayah Dedeh, menuturkan anak kedelapan dari sebelas anaknya ini juga tidak menemukan keanehan dalam perilaku Dedeh selama ini. "Ini musibah sudah takdir Allah. Allahu akbar,"ujar pria 78 tahun ini dengan mata menerawang.
Upaya Dedeh membunuh dua anaknya dengan cara menenggelamkan mereka di dalam tangki air terungkap setelah anaknya, Fahrul, 7 tahun, berhasil menyelamatkan diri ke rumah Rostika. Maut hanya menjemput adik Fahrul, Aisyah Funny, 2,5 tahun.
Bocah berkulit putih itu ditemukan penduduk tenggelam dalam tangki air yang setengah penuh di lantai dua rumahnya. Setelah menenggelamkan kedua anaknya, Dedeh langsung kabur. Sedangkan suami Dede sedang tak ada di rumah.
"Tapi subuh kami sibuk menyelamatkan anak-anak, tak sempat mencari Dedeh. Tapi setelah hari terang, ada polisi dari Polsek Padalarang datang mengabari bahwa Dedeh menyerahkan diri," kata Rostika. Polisi langsung mengolah kejadian perkara dan meminta keterangan para saksi, termasuk Fahrul.
Polisi kemudian membawa jasad Funny ke rumah sakit pukul enam pagi. "Tadi saya sempat menemani Dedeh (di Markas Polsek Padalarang). Saya bilang dia harus pasrah saja kepada hukum dan Allah," ujar Ateng.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cimahi Kota Ajun Komisaris Suparma menambahkan, satuannya tengah mendalami motif Dedeh membunuh anak kandungnya sendiri. "Dalam pemeriksaan, tersangka akan didampingi psikiater untuk memastikan kewarasan dan tingkat depresinya, juga motifnya,"ujarnya di kantornya.
Dedeh, yang mengenakan baju kuning dan celana jins biru, sempat mengamuk di Markas Polsek Padalarang. Dedeh mengamuk ketika polisi hendak meneruskan pemeriksaan dan saat beberapa wartawan media televisi datang meliput.
ERICK P. HARDI