Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Parpol Tolak Teken Deklarasi Kampanye Damai  

image-gnews
Suasana petugas saat latihan gladi bersih untuk acara Deklarasi Kampanye Pemilu berintegritas dan pawai/ karnaval kendaraan hias parpol di lapangan Monumen Nasional, Sabtu (15/3). Deklarasi Kampanye Pemilu akan diikuti oleh seluruh partai politik peserta pemilu 2014 di seluruh daerah. Tempo/Aditia Noviansyah
Suasana petugas saat latihan gladi bersih untuk acara Deklarasi Kampanye Pemilu berintegritas dan pawai/ karnaval kendaraan hias parpol di lapangan Monumen Nasional, Sabtu (15/3). Deklarasi Kampanye Pemilu akan diikuti oleh seluruh partai politik peserta pemilu 2014 di seluruh daerah. Tempo/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Majalengka- -Sebanyak enam partai politik (parpol) menolak untuk menandatangi deklarasi kampanye damai dan kirab karnaval yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum Majalengka, Sabtu, 15 Maret 2014. Keenam parpol itu adalah Golkar, PKB, PAN, PKS, PPP dan PKPI.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Partai Golkar Kabupaten Majalengka, H.Y. Untung,   menjelaskan, ketidakhadiran mereka dalam deklarasi kampanye damai dikarenakan masih ada persoalan besar dalam proses pemilu yang terjadi di Kabupaten Majalengka. "Diantaranya keberpihakan birokrasi kepada partai tertentu," katanya, Minggu, 16 Maret 2014.

Bahkan keberpihakan ini dilakukan secara sistematis diantaranya dengan mengerahkan pegawai negeri sipil  dan kepala desa untuk berpihak pada partai tertentu. "Tidak hanya itu, bagi mereka yang menolak ada intimidasi kepadanya," ujar Untung. (Baca: Kampanye Damai, 50 Ribu Orang Tumplak di Monas)

Menurut Untung, intimidasi dan keberpihakan birokrasi pada partai tertentu diketahui saat mereka melakukan sosialisasi di lapangan. Didapatkan temuan jika PNS dan kepala desa diharuskan untuk mendukung salah satu parpol. Untung juga  mensinyalir adanya uang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang digunakan dalam kampanye terselubung partai tertentu. "Bahkan kecurangan pun kami prediksi akan berlanjut hingga ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) nanti," tandasnya.

Tragisnya, kondisi ini justru dibiarkan oleh KPU Kabupaten Majalengka dan Panitia Pengawas Pemilu "Mereka justru proaktif melakukan tindakan jika ada pelanggaran yang dilakukan caleg dari parpol lain," ujar Untung.

Karenanya, lanjut Untung, percuma saja melegitimasi deklarasi damai sementara kenyataannya tidak mencerminkan situasi yang sebenarnya di lapangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal yang sama diungkapkan Ketua PKPI Kabupaten Majalengka, Dede Mulyana. "Ketidakikutsertaan kami dalam deklarasi kampanye damai Sabtu (15/3) kemarin sebagai bentuk protes adanya dugaan keterlibatan birokrat untuk memenangkan salah satu partai peserta pemilu," kata Dede.

KPU sebagai penyelenggara pemilu di Majalengka dinilai Dede tidak berdaya untuk menindak pelanggar hukum  yang dilakukan partai tertentu. (Baca:Bawaslu Harap Polisi Tak Hentikan Pidana Pemilu )

Ketua KPU Kabupaten Majalengka, Supriatna, mengungkapkan jika deklarasi damai ini hanya merupakan kegiatan seremonial yang bukan sebuah kewajiban untuk diikuti. "Hanya sebagai bentu komitmen sebagai awal pelaksanaan pemilu di Kabupaten Majalengka," kata Supriatna.

Saat ditanyakan tudingan dari sejumlah partai jika KPU Kabupaten Majalengka memihak kepada partai tertentu, Supriatna mempersilahkannya. "Tapi buktikan secara nyata tudingan tersebut," katanya.

IVANSYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.


Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah
Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.


Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono (kanan) didampingi Pengacaranya, Hinca Panjaitan (kiri) tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. Setelah mangkir pada pemeriksaan perdana, hari ini Setiyardi hadir untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut


Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju sebagai capres 2014 kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jakarta (14/3). Dalam keterangannya Ahok menyatakan siap menggantikan posisi Gubernur dan mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden dari partai PDI-P. ANTARA/Muhammad Adimaja
Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.


Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.


Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo mengacungkan jari membentuk simbol
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.


Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Rajasa. TEMPO/Aditia Noviansyah
Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.


Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Tabloid Obor Pro Jokowi Beredar di Garut
Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.


Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Capres, Joko Widodo menyampaikan orasinya pada kampanye terbuka bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat. 3 Juli 2014. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.


Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Anak anak kecil bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo usai meresmikan kampung deret di Petogogan, Jakarta Selatan (3/4). Sebanyak  123 unit rumah warga yang direhab di RW 03 dan 05, kini siap di huni dengan berbagai fasilitas seperti taman dan wifi gratis. TEMPO/Dasril Roszandi
Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.