TEMPO.CO, Jakarta - Sha Ine Febriyanti menjalani akting teaternya dengan total. Hal yang sama pun dilakukan saat dia masih menjalani workshop dan latihan untuk pentas Drop yang digelar di Salihara akhir pekan lalu. Saking merasa kesakitan, Ine bahkan sempat menangis saat menjalani latihan di Prancis.
“Enggak tahan bener sakitnya, sampai nangis,” ujar Ine seusai berpentas di Teater Salihara, Jumat, 14 Maret 2014.
Saat workshop itu, Ine harus berlatih di auditorium Theatre de La Fudre, di kota kecil tak jauh dari Paris, Rounen. Februari lalu, suhu di Prancis masih berkisar 2-3 derajat Celsius. Hal ini sangat berbeda ketika dia menyiapkan diri pada pentas Warm, Juni tahun lalu. Ine harus menghadapi suhu panas 62 derajat Celsius saat berlatih dan berada di panggung.
Ine berlatih di bawah arahan sutradara Rictus, kelompok sirkus teater yang mengajaknya, David Bobee. Kali ini Bobee "menyiksa" mental dan fisiknya dengan guyuran air hujan dan angin buatan yang sangat dingin. Meskipun ada pemanas ruangan, rupanya hal itu tak mampu menghangatkan tubuh Ine. Bobee ingin menggembleng Ine untuk mendapatkan keakuan empat karakter yang dipentaskan.
“Sakit luar biasa di tulang dan persendian karena dingin banget. David memang sengaja untuk membuat begini,” ujar dia. “Saya terima dan menekan ego sampai titik nol.”
Tak hanya itu, Ine sempat menangis ketika memonologkan kisah Penelope dan Odyssey. Sebab, karakter Penelope lembut dan tegar. Tapi Bobee melarang Ine meneteskan air mata atas karakter ini. Hasilnya, Ine mendapat pujian dari penonton dan Bobee. Beruntung ketika berpentas di Salihara, suhu udara sangat bersahabat, meski ia tetap basah kuyup. DIAN YULIASTUTI.