TEMPO.CO, Pretoria - Oscar Pistorius sedang dalam proses membeli enam senjata saat ia diduga menembak mati pacarnya, Reeva Steenkamp. Pembelian senjata dalam jumlah itu oleh non-kolektor tak diperbolehkan di bawah hukum Afrika Selatan.
Pejabat pemberi lisensi senjata api, Sean Rens, bersaksi bahwa Pistorius memiliki pengetahuan tentang undang-undang senjata. Ketika Reeva meninggal pada Hari Valentine tahun lalu, juara Paralimpiade ini baru saja menerima tagihan untuk enam senjata, termasuk Smith & Wesson 500. Senjata ini dijelaskan oleh produsennya sebagai "produk revolver yang paling canggih di dunia."
Pistorius juga memesan perlengkapan untuk senapan kaliber 0,223, revolver Smith & Wesson kaliber 38, dan tiga senapan lainnya, yakni Mossberg Maverick, Winchester, dan Carbine. "Transaksi dibatalkan sebulan pasca-insiden," kata Rens, manajer sebuah akademi pelatihan senjata api di Adelaide, selatan Johannesburg.
Rens menyatakan tugasnya adalah mengatur penjualan senjata, perizinan, dan pelatihan. Ia menyatakan Pistorius memiliki perhatian yang besar dan antusiasme terhadap senjata api. Ia mengantongi skor tinggi dalam ujian pemeriksaan untuk pemilik senjata.
Catatan pemeriksaan lisensi mengkonfirmasikan bahwa pria 27 tahun ini memafhumi undang-undang senjata dengan baik.
Ia mencontohkan, saat ditanya dalam ujian apakah dia boleh menembak pencuri yang mencuri televisi dari rumahnya, Pistorius menulis, "Tidak. Hidup tidak berada dalam bahaya."
Pistorius mengatakan ia menembak mati kekasihnya melalui pintu toilet yang terkunci setelah mengira dia adalah pencuri. Atlet lari ini menghadapi tiga tuduhan lainnya selain pembunuhan, yaitu menembakkan pistol di restoran dan dari mobil yang bergerak serta untuk kepemilikan amunisi ilegal.
AP | TRIP B