TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Analis PT Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan kondisi pasar valuta asing (valas) sedang diliputi kecemasan akibat penyelenggaraan referendum di Crimea. Menurut dia, kekhawatiran pelaku pasar akan membuat mereka memilih untuk switching ke aset-aset valas lain yang dinilai safe heaven, seperti mata uang yen. (Baca: Waspadai Aksi Ambil Untung di Bursa).
Reza memperkirakan laju rupiah kembali melemah. Dia memprediksi nilai tukar rupiah akan melampui level support Rp 11.410 dengan kisaran Rp Rp 11.445-11.395 di kurs tengah Bank Indonesia.
Rupiah sempat menguat 88 poin (0,78 persen) menuju ke level 11.267 pada pukul 12.45 WIB, Senin kemarin. Di waktu yang sama laju penguatan rupiah juga diikuti oleh won dan ringgit yang masing-masing bergerak naik ke level 0,40 persen ke level 1.068,5 per dolar dan 0,12 persen ke level 3,27 per dolar.
Pagi ini nilai tukar rupiah berada pada angka Rp 11.727, kembali melemah dibanding hari kemarin. Berdasarkan data Bank Indonesia, saat ini mata uang jepang mempunyai harga jual Rp 11.163,89 dan harga beli Rp 11.094,16 .
Sebelumnya, hasil referendum di Crimea yang diprediksi akan mengantarkan wilayah tersebut menjadi bagian dari Rusia menyebabkan mata uang dolar tertekan. Ancaman konflik global yang meningkat membuat investor global melepas aset berbasis dolar untuk sementara waktu.
Berdasarkan informasi yang dilansir CNN, sekitar 95 persen peserta referendum menginginkan Crimea bergabung ke dalam wilayah Rusia. Kantor berita Rusia, Ria Novosti, bahkan mengklaim 93 persen suara telah menginginkan Crimea menjadi bagian dari Rusia. Hal ini membuat berang negara-negara Barat. Kecenderungan konflik Barat-Timur pun menguat.
ALI HIDAYAT
Berita Terkait
Cara-cara Ini yang Menggerus Efek Jokowi
Saham Pertambangan dan Kontruksi Masih Primadona
Efek Jokowi, Indeks Saham Menguat di Senin Pagi