TEMPO.CO, Kabul - Serangan bom bunuh diri menghantam pos penjagaan di pasar sebelah timur laut Afganistan, Selasa, 18 Maret 2015, menewaskan sedikitnya 15 warga sipil. Serangan mematikan ini terjadi menjelang pemilihan umum presiden pada tiga pekan mendatang.
Laman Al-Jazeera melaporkan belum ada satu pun yang mengaku bertanggung jawab atas insiden ledakan yang terjadi di ibu kota Provinsi Faryab tersebut. Namun aksi ledakan itu berlangsung di kawasan Taliban dan aliansi kelompok-kelompok bersenjata.
Taliban berkali-kali melancarkan ancaman kekerasan saat pemilu 5 April 2014. Pada pemilu ini, rakyat Afganistan akan memilih presiden menggantikan Hamid Karzai guna memimpin negara yang bakal ditinggalkan oleh pasukan asing sekaligus untuk mengakhiri misi tempur pada akhir 2014.
Beberapa pejabat pemerintah menerangkan bahwa aksi ledakan itu dilakukan oleh penyerang dengan cara mendekati pos penjagaan pintu masuk pasar di Maymana, ibu kota Provinsi Faryab. "Selanjutnya pelaku meledakkan diri dengan bom yang terpasang," ucap pejabat yang tak disebutkan namanya.
Ledakan bom tersebut, Gubernur Provinsi Faryab Mohammadullah Batas menjelaskan, juga menyebabkan 23 orang cedera. "Bom bunuh diri itu terjadi di pasar di tengah Kota Maymana, Selasa, 18 Maret 2014," ucap Batash.
Dia menambahkan, "Ledakan itu terjadi di bundaran utama yang sangat ramai. Bomber menggunakan bajaj dikemas dengan bahan peledak. Sebanyak 15 korban tewas adalah warga sipil atau pedagang kaki lima."
Kepala Kepolisian Provinsi, Toryalai Adyan, dan petugas rumah sakit memberikan angka yang sama soal jumlah korban tewas.
AL JAZEERA | CHOIRUL