TEMPO.CO, Singapura - Maskapai penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier) asal Singapura, Tiger Airways Holdings Ltd, meneken kontrak pembelian 37 pesawat Airbus A320 Neo. Transaksi senilai US$ 3,8 miliar (Rp 43,2 triliun) ini bakal mendukung efisiensi operasi Tiger Air di Asia Tenggara.
Reuters mengabarkan pengiriman armada baru Tiger dilakukan pada 2018-2025. Kabarnya Airbus memberikan diskon khusus dan memberi Tiger Air keleluasaan untuk memperbarui pesanannya dengan mode pesawat terbaru jika dibutuhkan. Dengan transaksi baru ini, Tiger Air membatalkan pemesanan sembilan unit Airbus A320 versi lama yang dilakukan pada 2007. (Baca: Kemenhub Belum Terima Laporan Tigerair Tutup Rute).
Peremajaan pesawat menjadi upaya Tiger untuk memperluas layanan sekaligus menekan biaya operasi agar tidak terus merugi. Sebab, Airbus A320 Neo memungkinkan Tiger Air untuk menghemat biaya bahan bakar hingga US$ 40 juta (Rp 455 miliar) per tahun. "Kami harus mengatur ulang strategi dan mengambil semua langkah yang diperlukan," kata Kepala Eksekutif Tiger Air Koay Peng Yen. (Baca juga: Terpukul Dolar, Tarif Terbang Domestik Dinaikkan).
Seperti diketahui, Tiger Air telah mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir karena berbagai sebab. Selain biaya operasi yang melonjak, kerugian tersebut disebabkan ketatnya persaingan dalam bisnis penerbangan murah di Asia Tenggara. Pada Januari 2014, Tiger melepas anak usahanya di Filipina, Tigerair Philippines, kepada Cebu Pacific demi menekan biaya operasi.
FERY FIRMANSYAH
Berita Terpopuler
20 Penumpang MH370 Ternyata Teknisi Militer AS
Jokowi Masuk 50 Pemimpin Terhebat Versi Fortune
MH370 Jatuh, Seluruh Awak dan Penumpang Tewas
Peti Kemas dan Sabuk MH370 di Perairan Perth?