TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank DBS, Gundy Cahyadi, optimistis dua sektor utama yakni konsumsi dan investasi bisa diandalkan untuk memicu pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini. “Sehingga perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju ke angka enam persen,” ujarnya di DBS Bank Tower, Jakarta, Rabu 26 Maret 2014. (baca:Hatta Berharap Suku Bunga Tidak Naik)
Dia menjelaskan, masih kuatnya sektor konsumsi terlihat dari relatif stabilnya impor barang konsumsi ditambah dengan pertumbuhan konsumsi domestik yang masih tinggi tahun ini. Perbaikan investasi di semester kedua setelah terpilihnya pemimpin negara pasca-pemilu juga akan menjadi faktor pendorong perekonomian lainnya.
Adapun sektor yang diperkirakan masih menarik investor adalah infrastruktur, pertambangan, dan agrikultur. "Semester dua juga akan mulai era baru, saat ada pemerintahan baru dan berhentinya ketidakpastian," tutur Gundy.
Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Teguh Dartanto, menyatakan dorongan pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi terlihat dari banyaknya uang yang berputar. Hal tersebut terlihat dari maraknya pencetakan surat suara, alat peraga dan selebaran serta penyablonan kaos. “Ada sekitar Rp 115 triliun dana berputar saat pemilu,” katanya.
Angka itu didapat dari perhitungan terhadap sekitar 200 ribu calon anggota legislatif yang akan maju dalam pemilu untuk memperebutkan kursi di DPR, DPRD, dan DPD tahun ini. Adapun dana investasi per calon anggota DPR untuk kepentingan kampanye diperkirakan Rp 787 juta–1,18 miliar. Adapun dana yang disiapkan tiap calon anggota DPRD Rp 320– 481 juta.
MAYA NAWANGWULAN
Berita terpopuler:
Apa Dasar PM Najib Sebut Seluruh Penumpang MH370 Tewas?
Ping Terakhir Malaysia Airlines Tak Dimengerti
Politisi Malaysia Minta Informasi MH370 Dibatasi