TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar menuturkan angka keterwakilan perempuan terus meningkat selepas Rreformasi. Dia mengharapkan peningkatan tersebut akan terus terjadi hingga mencapai kuota 30 persen pada pemilu tahun ini.
“Saya meminta dukungan para pemilih laki-laki dan perempuan untuk memilih caleg perempuan, agar pada Pemilu 2014 terjadi peningkatan keterwakilan perempuan di legislatif pusat dan daerah,” kata Linda dalam acara peluncuran ILM Politik Perempuan di Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Kamis, 27 Maret 2014.
Menurut catatan Kementerian, angka keterwakilan perempuan pada Pemilu 1999 mencapai 9 persen, Pemilu 2004 11,09 persen, Pemilu 2009 17,86 persen, DPD 27 persen, DPRD provinsi 16 persen, dan DPRD kabupaten/kota se-Indonesia 12 persen. Meskipun begitu, ada 22 persen dari 497 kabupaten/kota yang tidak terdapat keterwakilan perempuan di DPRD-nya.
Menurut Linda, keterwakilan perempuan 30 persen di Parlemen penting untuk mengawal keberlanjutan pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak anak. Hal ini terutama terwujud melalui strategi pengarusutamaan gender.
Posisi perempuan di badan legislatif juga penting untuk meningkatkan kualitas demokrasi yang partisipatif, yang akan menghasilkan kebijakan publik yang responsif gender.
"Hal ini penting untuk mendorong terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender di berbagai aspek pembangunan nasional,” kata Linda.
Partai politik yang mempunyai wakil di parlemen seharusnya berperan aktif dalam mendorong partisipasi perempuan dalam politik.
“Saya berharap dalam pemilu yang akan digelar 9 April mendatang, akan terpilih wakil-wakil rakyat yang berkualitas yang memiliki paradigma kesetaraan gender,” kata Linda.
NATALIA SANTI
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Dokter TNI AU
Berita terpopuler lainnya:
Terdeteksi 122 Obyek, Puing MH370?
7 Media Ini Dituding Berpihak dan Tendensius
Abraham Samad Bingung, Bisakah KPK Periksa SBY?