TEMPO.CO, Jakarta --Mantan kepala staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Jenderal (Purnawirawan) Ryamirzard Ryacudu, mengatakan tak masalah bila para pensiunan jenderal mempunyai pilihan yang berbeda ketika memberi dukungan kepada calon presiden. Menurut dia, hal itu wajar di era demokrasi.
"Kehendak masing-masing purnawirawan tak boleh diatur-atur," kata Ryamirzard ketika ditemui seusai dialog dan debat politik yang digelar Universitas Indonesia, Jumat, 28 Maret 2014. Dia mengatakan perbedaan pendapat mengenai calon presiden jangan dianggap perpecahan di kalangan pensiunan TNI.
Ryamirzard mengatakan memang sudah ada calon presiden dan partai politik yang berusaha mendekati para pensiunan. Menurut dia, hal itu wajar menjelang pemilihan umum. Dia menolak menyebut nama tokoh dan partai yang mendatanginya.
Ryamirzard menuturkan kesepakatan kenetralan pensiunan purnawirawan sudah dibicarakan sebulan yang lalu saat pertemuan di Markas Besar Angkatan Darat. Tentara Nasional Indonesia, ujar dia, harus bersikap netral ketika menghadapi pemilu. "Kalau suara pensiunan, diserahkan ke masing-masing," ujar dia.
Kamis kemarin, 27 Maret 2014, ratusan purnawirawan TNI dan Polri memberi dukungan ke Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju sebagai calon presiden pada pemilu presiden 2014. Penggeraknya adalah mantan Komandan Sesko TNI Letnan Jenderal Muhammad Yunus Yosfiah.
Pernyataan dukungan ini menandingi aksi sejumlah purnawirawan jenderal TNI di bawah komando Jenderal (Purnawirawan) Luhut Binsar Pandjaitan yang mendukung Aburizal Bakrie. Dukungan ini tak mewakili Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri.
SUNDARI