TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi, Ellen Tangkudung, mengatakan proyek monorel seharusnya mengambil rute commuting alias rute memutar yang bisa menjangkau perumahan warga di pinggiran Jakarta. "Sekarang rutenya seperti hanya di tengah saja," kata Ellen kepada Tempo, Rabu, 2 April 2014. (Baca: Bangun Monorel, DKI dan Swasta Sama-sama Tak 'Pede')
Sedangkan kebutuhan transportasi umum, menurut Ellen, justru tampak dari jalur commuting. Seperti diketahui, monorel mengambil jalur hijau dan biru. Jalur hijau melayani rute Semanggi-Casablanca-Kuningan-Semanggi, sedangkan jalur biru melayani rute Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy. (Baca juga: Jakarta Bandingkan Monorel dengan Metro Kapsul)
Ellen menilai proyek monorel bisa dikatakan tidak tampak jika tidak diintegrasi dengan angkutan umum lain. "Karena ini persoalannya memindahkan orang naik angkutan umum," katanya. Menurut dia, monorel yang akan dibangun harus mudah dijangkau oleh angkutan lain, sehingga volume pengangkutannya bisa lebih besar.
Monorel merupakan proyek yang mangkrak sejak kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo. Pada Oktober 2013, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali melakukan groundbreaking tanda dimulainya kembali proyek ini dengan pelaksana proyek yang sama, yaitu PT Jakarta Monorail. Namun, sampai saat ini, proyek tersebut belum dilanjutkan karena terkendala persoalan pembebasan tiang dan perjanjian kerja sama baru. (Baca: Ahok Sarankan Proyek Monorel Disetop)
NINIS CHAIRUNNISA
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo
Berita terpopuler:
Macam-macam Teror ke Jokowi
Habibie Perkenalkan Pesawat R80 Rancangannya
Heboh Agnes Pakai 'Popok' di Klip Coke Bottle