TEMPO.CO, Kuningan - Kampanye putaran terakhir Partai Demokrat di Kabupaten Kuningan terlihat tidak kompak. Juru kampanye Nasional Gita Wirjawan disambut dingin oleh simpatisan dan calon legislator dari Partai berlambang bintang Mercy itu. Bahkan, baliho milik Gita Wirjawan diminta dicopot saat kampanye di Lapangan Purabaya, Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Jawa barat, Jumat, 4 April 2014.
Adalah Amin Santosa, caleg DPR dari Partai Demokrat yang meminta baliho Gita dicopot. Dia juga meminta baliho Nuridn Sumawinata, caleg DPR nomor urut 7, juga dicopot.
Insiden itu terjadi saat tim sukses Nuridin dan caleg provinsi berkampanye di lapangan itu sejak pukul 10 pagi. Mereka menanti kedatangan juru kampanye nasional Gita Wirjawan.
Namun, pada saat yang sama, rombongan yang dipimpin Amin Santoso datang, dan meminta simpatisannya untuk mencopot kedua baliho tersebut. Melihat hal itu, pembawa acara bingung, ketika seorang tim sukses dari kubu Amin tiba-tiba mengambil mikrofon. "Maaf, saya yang membawa acara, saya lebih berhak berbicara di sini," kata dia. Lalu, beberapa tim suskes Amin naik panggung. Di atas, mereka terlihat berembuk.
Rupanya, kampanye partai itu terpecah. Sebelum salat Jumat, kampanye dilakukan oleh tim sukses Nurudin Sumawinata yang mendatangkan Gita Wirjawan. Adapun kampanye tim Amin Santono dijadwalkan setelah salat Jumat. Tak lama, sebagian tim sukses Amin Santoso meninggalkan lapangan tersebut.
Lalu Gita Wirjawan datang bersama Nurudin dan ketua tim sukses, Mamat Robi Suganda. Gita menyampaikan beberapa visi-misi partainya dengan orasi singkat karena waktu salat Jumat sudah dekat.
Sekitar pukul 13.30 WIB, 150-an orang dari rombongan caleg DPRD Kabupaten Kuningan tiba di lapangan tersebut. Tapi simpatisan partai di lapangan itu justru pergi meninggalkan lapangan.
Sekitar pukul 14.40 WIB, datang lagi rombongan pengurus DPC Partai Demokrat dan tiga caleg, dipimpin langsung oleh ketuanya, Toto Hartono. Setelah memperkenalkan para calegnya, Toto menyatakan hanya ada tiga caleg yang mengikuti kampanye DPC Demokrat, yang lainnya terpecah. "Biarkan saja yang tidak mau bergabung kampanye dengan kami," kata dia di atas panggung.
Rombongan Toto keluar lapangan sekitar pukul 15.30 WIB, namun saat akan pulang, ada dua rombongan lagi yang baru tiba di lapangan. Polisi dan petugas Panwas kecamatan pun terlihat sibuk dan bingung. "Baru kali ini saya melihat satu partai tidak kompak, rombongan yang lain pergi, eh...ada yang datang lagi sampai tiga kali mereka gantian masuk ke lapangan untuk kampanye," ujar Eman Rahman, anggota Panwascam Ciawigebang.
DEFFAN PURNAMA