TEMPO.CO, Jakarta - Longsornya tebing di bawah rel KM 244/1 Jawa Barat, yang menewaskan penumpang Kereta Malabar, diduga akibat tanah tebing tak lagi mampu menahan gerusan air hujan dan mendukung beban di atasnya. Demikian kesimpulan sementara Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
"Dalam peta bencana, kawasannya termasuk rawan menengah longsor yang akan longsor jika curah hujan tinggi," ujar Wawan Irawan, Kepala Subdirektorat Mitigasi Gerakan Tanah Badan Geologi, saat memantau lokasi longsor, Sabtu, 5 April 2014. Semalaman, hujan yang sangat deras mendera lokasi longsor.
"Ini bukan akibat penggundulan tebing di atas rel. Namun, dengan kemiringan sekitar 26 derajat, tebing di bawah rel sudah tak punya lagi daya dukung untuk menahan lagi. Akibat air masuk tanah terus-menerus, tanah pun ambrol," kata Wawan menjelaskan.
Adapun demi mengantisipasi terulangnya rel longsor, Wawan menyarankan upaya rekayasa daya tahan tebing penyangga rel. "Tebing di bawah rel, misalnya, bisa diperkuat dan drainase rel diperbaiki," kata dia. (Baca:Korban Jiwa Kereta Malabar, Satu Berseragam PT KA)
ERICK P. HARDI