TEMPO.CO, Kupang - Rumah pribadi Ketua DPRD Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Yoseph Malo Lende, terbakar pada Ahad, 6 April 2014. Tidak Ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Tidak ada barang yang berhasil diselamatkan, termasuk sebuah mobil dinas dan satu sepeda motor. Hingga saat ini belum diketahui penyebab kebakaran itu. Namun, kebakaran diduga terkait dengan kisruh pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya.
Penjabat Bupati Sumba Barat Daya, Tony Umbu Zaza, menyatakan belum mengetahui apakah kebakaran itu berkaitan dengan kisruh pemilihan bupati dan wakil bupati yang memang masih terkatung-katung. Sedangkan Yoseph belum bisa dimintai konfirmasi. “Aparat kepolisian masih menyelidikinya,” kata Tony pada Senin, 7 April 2014.
Kepala Humas Kepolisian Daerah NTT, Ajun Komisaris Besar Okto Riwu, pun belum bisa memberikan banyak keterangan soal hasil penyelidikan kebakaran itu. "Kami masih menyelidiki."
Rumah nahas itu terletak di Kecamatan Wewewa Timur. Yoseph tinggal di sana bersama keluarganya. Pemerintah kabupaten memang belum bisa menyediakan rumah dinas untuk para pemimpin DPRD.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, Tony menjelaskan, api berasal dari garasi mobil sebelum merambat ke rumah. Setelah melumat garasi mobil terbuat dari bambu, api merambat ke plafon rumah.
Pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Markus Dairo Tallu- Ndara Tanggu Kaha, yang didukung Partai Golkar, belum juga dilantik. Kemenangan Markus-Ndara digugat ke Mahkamah Konstitusi oleh duet inkumben, Kornelis Kodi Mete-Daud Lende Umbu Moto, yang dimajukan PDI Perjuangan. Kornelis-Daud menduga terjadi manipulasi suara hasil pemilihan di tiga kecamatan oleh tim pemenangan Markus-Ndara. Namun dalam putusannya pada 24 Agustus 2013, Mahkamah Konstitusi menolak gugatan Kornelis-Daud.
Namun, Komisi Pemilihan Umum dan DPRD setempat malah menganulir kemenangan Markus-Ndara berdasarkan laporan manipulasi suara yang ditangani kepolisian resor. Melalui sidang pleno ulang pada 26 September 2013, KPU Daerah Sumba Barat Daya menetapkan pasangan Kornelis–Daud sebagai pemenang.
Kisruh itu sampai ke Kementerian Dalam Negeri. dalam rapat konsultadi pada 14 November 2013, kemenangan Markus-Ndara dinyatakan final dan mengikat alias harus dipatuhi. Namun, pelantikan tak kunjung dilaksanakan. Ketua DPRD Yoseph dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya, keduanya petinggi PDI Perjuangan NTT, berdalih masih ada dualisme hasil pemilihan.
Konflik politik ini telah menimbulkan banyak korban. Pada Senin, Maret 2014, misalnya, Kantor KPU Sumba Barat Daya dibakar massa sehingga seluruh logistik pemilu hangus dilalap api.
YOHANES SEO | JALIL HAKIM
Berita Lain:
Dosa Masa Lalu Ical Dianggap Tak Terampuni
Siapa Capres yang Paling Berhasil Brandingnya?
SBY Akan Paksa Lapindo Bayar Korban Lumpur
Zona Pencarian MH370 Pindah Lokasi
