TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 sebesar 5,3 persen, lebih rendah dari tahun 2013 yang tercatat 5,8 persen.
Wakil Presiden Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik Axel van Trotsenburg mengatakan, negara-negara Asia Pasifik seperti Indonesia dan Thailand akan menghadapi kondisi perekonomian yang lebih sulit serta utang rumah tangga yang lebih tinggi tahun ini. (Baca juga: Dampak Pemilu Angkat Inflasi 0,5 Persen)
Menurut Trotsenburg, pertumbuhan Filipina juga melambat menjadi 6,6 persen. (Baca juga: Bank Dunia Tambah Pendanaan untuk Negara Miskin). Sedangkan negara-negara berkembang di Asia Timur diperkirakan tumbuh 7,1 persen.
Asia Timur bakal menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia meski sempat mengalami perlambatan rata-rata pertumbuhan dari delapan persen pada 2009 ke 2013. “Di Cina, pertumbuhan sedikit mengalami penurunan menjadi 7,6 persen dari 7,7 persen pada 2013,” katanya dalam keterangan resmi, Senin, 7 April 2014.
Selain Cina, negara-negara berkembang lainnya di kawasan tersebut akan tumbuh 5,0 persen. Walau kondisi ini menurun dari 5,2 persen tahun lalu. "Pertumbuhan global yang menguat tahun ini dapat membantu kawasan berkembang stabil sembari menyesuaikan dengan kondisi finansial global yang ketat," ucapnya.
Dalam rilisnya, Bank Dunia juga memprediksi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik Timur akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil. "Asia Pasifik Timur telah menjadi mesin pertumbuhan utama dunia sejak terjadinya krisis finansial global,” kata Trotsenburg. Pertumbuhan tersebut didukung oleh pemulihan ekonomi serta respon pasar terhadap kebijakan tappering off dari Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed).
Ekonomi Malaysia juga akan bertumbuh 4,9 persen pada 2014. Ekspor negara tersebut diprediksi mengalami peningkatan. Namun, biaya untuk pembayaran utang serta konsolidasi fiskal berjalan akan dibebankan kepada permintaan domestik.
MARIA YUNIAR
Terpopuler
Dua Pria yang Dikangeni Agnes Monica di Indonesia
Dipaksa SBY Bayar, Lapindo: Tidak Bisa Segera
Amerika Ingatkan Cina Agar Tidak Meniru Rusia