TEMPO.CO, Jakarta - Suasana di kampung deret Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat, pada Rabu, 9 April 2014, tampak berbeda dari biasanya. Di mulut gang yang lebarnya hanya 3 meter itu berdiri sebuah tenda ala kadarnya di depan sebuah musala kecil bercat hijau.
Wujud tendanya beratap seng dan dikelilingi kain biru, tak ada pengeras suara untuk memanggil nama warga. Bilik-bilik tempat pencoblosan pun ditata di atas meja lusuh, jauh dari kesan mewah.
Inilah wajah tempat pemungutan suara (TPS) di kampung deret yang dibangun oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pertama kali. Bisa dibilang inilah kampung deret percontohan. Lokasi TPS-nya pun dibangun di sekitar rumah-rumah yang sudah ditata jadi apik. Meski sederhana, semangat warga untuk meramaikan pesta demokrasi lima tahunan ini tinggi. Bahkan mereka rela memarkir motornya di mulut gang yang jauh dari rumah.
"Jadi, mereka yang mau keluar juga gampang, soalnya ini bakal sampai malam juga," kata Filman, petugas TPS 05 di Tanah Tinggi. Menurut dia, warga sudah mempersiapkan TPS sejak tadi malam.
Ketika Tempo menyambangi kampung deret ini, warga tampak antusias mengantre di TPS. Panitia pemungutan suara juga sigap mengarahkan. Di sekitar lokasi pencoblosan, warga duduk-duduk di teras rumah. Obrolan mereka tak jauh dari pemilu legislatif. Namun obrolan paling panas adalah soal calon presiden. (Baca: 4 Maklumat Jokowi Jelang Hari Pencoblosan)
Dua nama yang bolak-balik disebut adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo. "Kalau milih Dewan mah enggak ramai. Nanti pas presiden pasti seru, apalagi bareng piala dunia, bakal banyak nonton bareng," kata seorang warga. (Baca: Prabowo Datangi TPS Naik Lexus, Bukan Kuda)
SYAILENDRA
Berita Lainnya:
Warga Syiah Terancam Tak Dapat Mencoblos
Istri Yusril Baru Sekali Nyoblos. Kenapa?
Surat Suara Tertukar, Pemilu di Pamekasan Kacau
Prabowo Datangi TPS Naik Lexus, Bukan Kuda