TEMPO.CO, Brebes - Petani bawang merah berang karena bawang impor kembali membanjiri sejumlah sentra bawang merah, termasuk di Brebes, Jawa Tengah. Manis Taryadi, 45 tahun, petani bawang merah asal Desa Krasak, Kabupaten Brebes, mengaku sangat dirugikan dengan masuknya bawang impor. “Harga bawang lokal sekarang Rp 11.000 per kilogram, sedangkan bawang impor hanya Rp 9.000 per kilogram,” kata Manis kepada Tempo, Jumat, 11 April 2014.
Manis masih ingat ketika bawang impor membanjiri sejumlah daerah pada akhir November tahun lalu. Kala itu, petani bawang di Brebes sedang panen. Akibatnya, harga bawang lokal di Brebes pada saat itu merosot drastis dari Rp 35 ribu menjadi Rp 15 ribu per kilogram.
Senin tiga pekan lalu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan tak akan mengimpor bawang merah sampai tiga bulan ke depan. “Selama ini, kami masih menghormati Kementerian Perdagangan. Tapi apa balasannya,” kata Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Ikhwan Arif kepada Tempo, Jumat, 11 April 2014.
Ikhwan mengatakan pekan ini bawang merah impor masuk di Kecamatan Ajibarang (Banyumas, Jawa Tengah), Tanjung Karang dan Kota Metro (Lampung), dan Surabaya (Jawa Timur). Di Ajibarang masuk sekitar 9.000 ton bawang impor.
Ihwal masuknya bawang impor ke sejumlah daerah pada pekan ini, ABMI telah menghubungi Kemendag untuk menagih janji. Tapi, jawaban dari kementerian tak memuaskan. “Katanya (bawang impor yang masuk) itu sisa kuota impor yang belum dikirimkan. Mestinya per 18 Maret sudah selesai. Sekarang sudah April,” kata Ikhwan dengan nada tinggi.
Dalam forum yang dihadiri petani bawang di Cirebon, 26 Maret lalu, Kemendag memprediksi harga bawang lokal dalam dua sampai tiga bulan ke depan berkisar Rp 20.860-22.500 per kilogram. Selain masih di bawah harga referensi impor (Rp 25.500 per kilogram), beberapa daerah sentra produksi bawang juga berpotensi panen. Itulah alasan Kemendag tak membuka impor saat itu.
DINDA LEO LISTY