TEMPO.CO, Carolina – Perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global telah memicu pengecilan tubuh salamander di Pegunungan Appalachian, Amerika Utara. Penyusutan ini terjadi lantaran salamander harus membakar energi lebih banyak di lingkungan yang semakin panas.
“Kami membandingkan ukuran spesimen. Kami terkejut melihat ternyata banyak spesies telah mengecil dalam kurun waktu beberapa dekade,” kata Karen Lips, penulis studi dari Universitas Maryland, AS, seperti dikutip dari Live Science, Jumat, 11 April 2014.
Para peneliti menemukan salamander yang dikumpulkan antara tahun 1980 hingga 2012 ini 8 persen lebih kecil dibandingkan dengan spesimen yang mereka kumpulkan dalam beberapa dekade sebelumnya, yang dimulai pada 1957.
Sebelumnya, peneliti mengira penyusutan ini terjadi lantaran serangan jamur yang sebelumnya juga pernah terjadi pada katak di wilayah ini. Namun, pada 16 spesies salamander yang diteliti tidak ditemukan jamur itu.
Kemudian, peneliti pun melakukan pengujian keterkaitan perubahan iklim. Para peneliti menciptakan model komputer dari salamander dan mengkombinasikannya dengan data cuaca.
Dari sini diketahui, sebagai hewan berdarah dingin, mereka harus membakar 7-8 persen lebih banyak energi untuk mempertahankan daya tahan tubuh dalam melakukan aktivitas mereka. Pembakaran berlebih ini yang akhirnya membuat ukuran tubuh salamander menyusut.
ANINGTIAS JATMIKA | LIVE SCIENCE
Terpopuler
Facebook Berupaya Minimalkan Aksi Spam
Keyboard Logitech K830 untuk Smart TV
Samsung Seri S dan Note Jadi Favorit di Indonesia