TEMPO.CO, Bandung - "End the taboo and lets talk about it," ini merupakan slogan film Mother: Caring for 7 Billion yang menjadi bahan diskusi dalam International Film Screening 2014, yang digelar di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Film ini disutradarai oleh Christopher Fauchre dan memperolah penghargaan.
Film yang diputar untuk menyambut Hari Bumi, 22 April, tersebut mengisahkan perempuan dan lingkungan sosialnya. Dalam film itu dikisahkan bagaimana pendidikan sangat berpengaruh bagi perempuan, terutama ihwal pemahaman tentang seks.
"Pendidikan seks sejak dini baik untuk anak perempuan maupun laki-laki," kata Elisabeth Dewi, dosen FISIP Universitas Katolik dalam diskusi yang diadakan Sabtu, 12 April 2014.
Menurut Elisabeth, pendidikan bagi perempuan sangat penting agar mereka dapat menghargai diri sendiri. Dia menyadari masyarakat Indonesia masih malu-malu soal pendidikan seks pranikah dan menyebutnya pamali. Ibu dua anak tersebut berpandangan justru anak-anak dan remaja perlu tahu konsekuensi dari hubungan seks, agar mereka memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Dia berpesan agar jangan menakut-nakuti anak, karena semakin dilarang, anak semakin penasaran. "Lebih baik kita berikan pemahaman yang wajar sesuai usianya," kata dia. Kurangnya pemahaman tentang seks yang aman dapat mengakibatkan peningkatan kehamilan di luar pernikahan.
Padahal, penggunaan kondom dan semacamnya sangat penting untuk menekan angka kehamilan dan penularan HIV/AIDS. Menurut dia, anak muda yang aktif secara seksual seharusnya jangan malu untuk membeli dan memakai alat pengaman.
Ami, guru salah satu taman kanak-kanak di Bandung, pernah mendapat laporan seorang ibu yang punya anak perempuan berusia lima tahun. "Dia kaget karena balitanya menyebut kelaminnya sebagai vagina," kata dia.
Menurut Ami, anak usia dini perlu mengetahui fungsi biologis dari organ vitalnya, agar terhindar dari tindakan yang tak senonoh. Lambat-laun, orang tua pasti mengerti, kata dia, meskipun pada awalnya agak risih.
FATHIMAH SALMA ZAHIRAH