TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengimbau seluruh peserta ujian tidak percaya isu adanya kebocoran soal. "Bila ada tawaran bocoran naskah soal atau kunci jawaban, itu merupakan modus penipuan yang menyesatkan," kata Hendrar saat kunjungan ke subrayon 02 di Kota Semarang, Ahad petang, 13 April 2014.
Menurut dia, jaminan keamanan soal ujian terkait sistem pengamanan sekarang yang sangat sulit bocor. Apalagi, katanya, setiap 20 peserta di ruangan, ujian soalnya berbeda. Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin menyatakan, selain menyesatkan, isu bocornya jawaban soal ujian menimbulkan penyesalan bagi peserta yang percaya. Dia berharap anak-anak tidak percaya isu itu. "Karena ujian formulanya relatif dan sudah mengakomodasi secara keseluruhan," dia menegaskan.
Menurut Bunyamin, penyimpanan naskah soal ujian di Kota Semarang dilakukan di sembilan subrayon, terdiri atas lima subrayon di SMA atau Madrasah Aliyah (MA) dan empat subrayon di SMK. Ia memastikan penjagaan naskah soal dilakukan selama 24 jam oleh petugas Kepolisian, perguruan tinggi, dan dinas. Naskah soal akan dijaga secara bergilir selama 24 jam. "Jadi, sangat kecil sekali ada kebocoran," katanya.
Hendrar juga meminta pendistribusian naskah soal ujian dari subrayon ke tingkat sekolah tidak mengalami keterlambatan. Dia berpesan agar petugas pro-aktif mengantar naskah soal ke sekolah bila pada pukul 06.30 naskah soal belum diambil oleh sekolah.
Pengiriman boleh dilakukan ke sekolah bila batas waktu yang ditentukan belum juga tak diambil. Petugas sekolah diminta mengambil sebelum pukul 06.30. Namun, jika sampai batas waktu naskah soal belum juga diambil, Hendrar memerintahkan petugas yang ada di subrayon untuk mengantarkan naskah tersebut ke sokolah yang belum mengirimkan petugas.
Jika sampai pukul 06.30 tidak diambil, Hendrar minta petugas langsung mengantar soal ke sekolah. Ini bentuk antisipasi kalau memang petugas sekolah terkendala di jalan saat akan mengambil naskah.
EDI FAISOL