TEMPO.CO, Palangkaraya -- Insiden pecahnya perahu pembawa kotak suara pemilu disampaikan oleh Pejabat Bupati Gunung Mas, Hardy Rampay, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu, 16 April 2014. Menurut Hardy, pada Selasa malam, 15 April 2014, rombongan PPK Kecamatan Mirimanasa dengan menggunakan perahu klotok mengangkut 48 kotak suara hasil pemilu legislatif.
Rombongan yang berangkat adalah Kusma, ketua PPK setempat, bersama dua orang anggotanya, Lisa dan Erma. Erma juga merangkap sebagai pengemudi perahu yang nahas itu. Perjalanan para petugas PPK itu dikawal oleh dua anggota polisi, yakni Inspektur Satu M. Yamin dari Kepolisian Resor Gunung Mas dan Brigadir Briandika dari Kepolisian Sektor Kahayan Hulu Utara. (Baca: Tuntutan Dicueki, Massa PBB Lanjut Blokir Jalan)
Menurut laporan, kata Hardy, karena suasananya gelap, perahu tiba-tiba menabrak batang kayu besar yang hanyut di sungai sehingga mengakibatkan badan klotok pecah. Dengan susah payah akhirnya perahu bisa merapat di Pelabuhan Kuala Kurun. Setibanya di daratan, setelah dikumpulkan dan dihitung ulang, ternyata dari 48 kotak suara yang diangkut, empat di antaranya hilang. "Kemungkinan kotak itu tercebur dan hanyut saat perahu menabrak kayu," ujarnya. (Baca: KPU NTT Musnahkan Ribuan Surat Suara Pileg)
Walaupun ada empat kotak suara yang hilang, hal itu tidak mempengaruhi hasil penghitungan karena petugas tersebut berhasil menyelamatkan blanko C 1 dan berkas berita acara rekap hasil hitung suara walaupun dalam kondisi basah. "Dalam peristiwa ini tidak terdapat korban jiwa. Kerugian material kapal sekitar Rp 15 juta. Kami terus melakukan pencarian terhadap empat kotak suara yang hilang tersebut," ujar Hardy.
Hardy ,yang saat ini masih menjabat Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Tengah, memastikan bahwa insiden itu murni kecelakaan dan tidak ada unsur kesengajaan. "Memang di daerah itu hanya bisa menggunakan sarana angkutan sungai. Yang saya sayangkan mengapa pengirimannya dilakukan malam hari. Saya dengar perahu yang dipakai juga sudah tua," kata dia. (Baca:Bawaslu Jawa Timur Selidiki TPS Fiktif di Sampang)
KARANA WW
Terpopuler:
Kisruh Soal Ujian Nasional, Jokowi: Saya Dijebak
Jakarta Raih Peringkat Pertama Kota di Negara Berkembang
Atut Ancam Ungkap Aliran Duit ke Rano Karno