TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung menulis klarifikasi pelaksanaan aksi penolakan politisasi kampus di lamannya, Km.itb.ac.id, setelah kedatangan calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo. Tulisan tersebut malah menuai kecaman publik dan beberapa alumni ITB.
Gubernur DKI Jakarta itu datang ke kampus ITB pada 17 April 2014. Sebelum masuk ke kampus, mobil yang ditungganginya dihadang sejumlah demonstran, sehingga Jokowi pun urung memberi kuliah umum setelah penandatanganan nota kerja sama dengan ITB di gedung Rektorat.
Berikut ini kecaman dari beberapa akun yang menyoroti ada pihak lain dibalik aksi penolakan tersebut. "Kalau yg kampanye politisi PKS kok malah difasilitasi. Jadi inget Aher Dedy :-). Penolakan ini malah bentuk politisasi. Ck..ck..3x," tulis akun bernama Hendro yang diakses Tempo pada laman tersebut, Ahad, 20 April 2014.
Yasin Yusuf pada 19 April 2014 pukul 17.07 juga mempermasalahkan KM ITB yang menolak Jokowi tapi membuka kesempatan aktor lain tampil di kampusnya. "Bagus sekali.. politik ada dimana-mana.. tidak ada sesuatu pun yg bebas dr politik.. politik tdk sll destruktif dan negatif.. tp jg konstruktif dan positif.. ketika kita memboikot ruang tertentu utk aktor tertentu.. kita sdh bertindak politik.. krn disaat yg sama kita jg membuka ruang utk aktor yg lain.. kl mau fair bukalah ruang utk semua aktor..," tulis Yusuf.
Senada dengan Hendor dan Yasin Yusuf, Tyo Burki pun berpendapat bahwa aksi penolakan tersebut sangat politis dan ditunggangi kepentingan lain. "Gerakan anti-Jokowi itu aja sdh politis. Yg saya dengar organisasi2 formal kampus negeri justru sekarang jd sarang atau kepanjangan tangan politisi. Dalam aksi di ITB kemarin itu yg saya dengar mainannya PKS n Gerindra. So jgn jadi naif atau belagak naif dan menganggap orang lain naif. Saya juga dulu aktivis kampus jd tau betul mana aksi mahasiswa yg gerakan moral dan mana yg pesanan politisi," tulis Tyo pada 18 April 2014 pukul 23.02.
Sebelumnya, koordinator aksi Oky Fauzi Rahman mengatakan KM ITB tidak ingin menanggapi hujatan itu satu per satu. "Nanti juga capek sendiri. Kita akan tunjukkan pada gerakan berikutnya," ujarnya.
Sejauh ini KM ITB belum bersikap soal rencana kedatangan sejumlah politikus ke acara kampus. Mereka akan berkoordinasi dengan kelompok mahasiswa lain dan mengkaji apakah acara bersama politikus itu bermuatan politis atau tidak.
Mei mendatang, Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB berencana menghadirkan Anis Matta, Hatta Rajasa, Yusril Ihza Mahendra, Mahfud Md., dan Din Syamsuddin sebagai pembicara dengan tema diskusi "Sosok Kepemimpinan Ideal" di lapangan Sasana Budaya Ganesha ITB.
TIKA PRIMANDARI