TEMPO.CO, Surabaya-Setelah beberapa kali penyelesaian proyek pembangunan Pasar Turi molor, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan kepastian penyelesaian. Ia berjanji akan menuntaskannya sebelum bulan Ramadan. S
Diharapkan para pedagang sudah dapat menempati pasar ketika Ramadan tiba. “Nanti harus dilaunching sebelum puasa karena Ramadan itu lebarannya para pedagang,” kata dia kepada wartawan di gedung Dewan kota Surabaya, Selasa, 22 April 2014.
Risma mengatakan pedagang yang menjadi prioritas utama adalah pedagang lama. Sebab, menurut dia, mereka telah lama menderita bertahun-tahun selama mengikuti jatuh bangun pasar Turi.
Wali Kota kelahiran Kediri tersebut mengakui kemoloran tersebut juga merupakan kesalahan Pemerintah Kota Surabaya. Hal itu terjadi karena ada perbedaan pendapat soal penyerahan aset. Kata dia, waktu itu Pemkot menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 yang menyatakan tidak perlu membayar sewa lahan.
Namun, ada aturan lain yang menyebutkan bahwa untuk pengelolaan barang daerah harus membayar sewa. “Akhirnya untuk menganalisa dan menyatukan peraturan itu butuh waktu agak lama,” ujar wanita 52 tahun itu.
Oleh karena itu, dia telah berkoordinasi dengan pihak Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), tim audit dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya dan Universitas Airlangga, serta para investor. Dia meminta kepada BPKP, tim audit dari Unair dan ITS untuk mengaudit beberapa hal, diantaranya perjanjian kontrak, kondisi lapangan, kualitas bangunan, hingga keuangan.
Sebelumnya, pembangunan pasar Turi yang dijadwalkan akan selesai pada bulan Februari lalu ditangguhkan hingga akhir April ini. Para pedagang yang sempat mengajukan tuntutan ihwal status kepemilikan tanah dan kemoloran janji Pemkot, kabarnya besok akan kembali meluruk Wali Kota Risma. Namun Risma kembali menanggapinya dengan santai. “Ya nggak apa-apa.”
DEWI SUCI RAHAYU