TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan akuisisi PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk oleh PT Bank Mandiri Tbk bakal menguntungkan kedua belah pihak. Asalkan, eksekusi rencana ini dilakukan dengan baik. "Harus diawasi eksekusinya," katanya kepada Tempo, Rabu, 23 April 2014.
Menurut Sigit, akuisisi harus menghasilkan "satu ditambah satu sama dengan tiga". "Jangan sama dengan satu," ujarnya. (Baca:Hatta: Akuisisi BTN oleh Bank Mandiri Belum Final)
Semua pihak, kata dia, harus menghormati keinginan pemilik saham menyatukan bank-bank mereka. Dalam hal ini, keinginan pemerintah menggabungkan kedua bank tersebut tidak perlu ditakuti. "Kalau terus-menerus ditolak, kapan kita punya bank besar."
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menargetkan akuisisi BTN rampung dalam tiga bulan. “Saya ingin tiga bulan selesai, tapi tetap harus mengikuti prosedur,” katanya di kantornya, Selasa, 22 April 2014. (Baca: Kata Dahlan, Akuisisi BTN Beres Dalam Tiga Bulan)
Dahlan melanjutkan, akuisisi ini berperan mendongkrak kapasitas BTN dalam membiayai kredit. Setelah menjadi anak usaha Bank Mandiri, BTN tetap berfokus pada pengucuran kredit perumahan. Selama ini BTN kekurangan dana untuk membangun 1,5 juta unit rumah di Indonesia. Di sisi lain, pemerintah tak bisa lagi mengucurkan dana karena banyaknya proyek negara yang butuh pembiayaan.
TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler
Rizal Djalil Terpilih Sebagai Ketua BPK
Efek Kasus Hadi, Saham BCA Turun 150 poin
BTN Dicaplok Mandiri, Pengusaha Properti Resah