TEMPO.CO, Jakarta - Florida merupakan wilayah Amerika Serikat yang beriklim hangat dengan suhu udara pada musim panas mencapai 27 derajat Celsius. Sementara itu, temperatur pada musim dingin berkisar 5-18 derajat Celsius. Studi yang dilakukan peneliti dari Universitas Yale, Connecticut, menunjukkan Antartika yang sekarang punya iklim dingin menggigit ternyata dulu pernah sehangat Florida.
Peneliti menganalisis kondisi Antartika pada Zaman Eosin yang berlangsung sekitar 40-50 juta tahun lalu. Pada masa itu, atmosfer bumi dipenuhi gas karbon dioksida yang menyebabkan efek rumah kaca. Dengan mengukur konsentrasi isotop langka pada fosil kerang purba, tim yang beranggotakan ahli paleontologi, geokimia, dan iklim itu menemukan bahwa temperatur di beberapa tempat di Antartika tergolong hangat. (Baca:Es Greenland Mencair Lebih Cepat)
Kerang-kerang itu dikumpulkan Linda Ivany, peneliti di Universitas Syracuse, dari Pulau Seymour yang terletak di sebelah timur laut Semenanjung Antartika. Para peneliti kemudian memeriksa konsentrasi ikatan antara karbon-13 dan oksigen-18 yang menggambarkan kondisi temperatur ketika kerang-kerang itu tumbuh.
Dengan kombinasi penggunaan geotermometer dan simulasi, peneliti menemukan bahwa suhu di beberapa tempat di Antartika mencapai 17 derajat Celsius. "Studi ini memberi gambaran betapa hangatnya Antartika ketika atmosfer bumi dipenuhi CO2 lebih banyak dari saat ini," kata Peter M.J. Douglas, pemimpin riset yang kini melanjutkan studi di Institut Teknologi California.(Baca: Di Manakah Tempat Terdingin di Dunia?)
Meski sepanjang kontinen Antartika suhunya hangat, menurut Douglas, ada beberapa area yang memiliki temperatur lebih tinggi. Bukti itu menunjukkan pemanasan global sangat mempengaruhi kutub bumi. "Menghangatnya area itu mempengaruhi iklim karena sirkulasi laut dan mencairnya es di kutub yang memicu kenaikan muka air laut," kata Douglas, seperti ditulis Yale News, Senin, 21 April 2014.
YALE NEWS | LIVESCIENCE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA