TEMPO.CO, London - Dua serangan terpisah terhadap wisatawan Emirat di London dalam tiga pekan terakhir ini membuktikan bahwa ibu kota Inggris itu dianggap tak aman bagi warga Uni Emirat Arab untuk berpiknik dan melancong.
Pada Senin, 21 April 2014, geng begundal terdiri dari tujuh orang menyerang seorang pria Emirat dan istrinya di apartemen mereka di London. Keterangan tersebut disampaikan Duta Besar Emirat Abdul Rehman Ghanem al-Mutaiwei kepada media di London, Rabu, 23 April 2014.
Serangan tersebut, Duta Besar al-Mutaiwei menjelaskan, berlangsung lebih-kurang tiga pekan setelah tiga perempuan Emirat diserang dengan palu di hotel tempat mereka menginap di kawasan London tengah.
Menurut putra korban, Mohammad Ali Al Tamimi, kepada Gulf News, geng preman itu masuk apartemen orang tuanya sekitar pukul 01.30 waktu setempat di Distrik Queensway, saat ayahnya sedang menonton televisi.
Tamimi mengatakan para pelaku mengenakan topeng dan membawa senapan, belati, serta palu. "Mereka selanjutnya mencari benda-benda bernilai," ucapnya sebagaimana dikutip Gulf News. Dia melanjutkan, para anggota geng itu mencuri seluruh barang berharga milik kedua orang tuanya, termasuk paspor mereka.
"Jika mereka menjadi sasaran, para korban dianggap orang kaya," kata Chris Doyle, Direktur Dewan Arab-Inggris di London, kepada Al Arabiya News, Rabu, 23 April 2014. Meskipun pasangan itu tidak mengalami cedera, al-Mutaiwei mengatakan kepada kantor berita Emirat, WAM, uang mereka berikut perhiasan dan kartu kredit raib dicolong.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terkait:
Niat Mencuri, Pria Inggris Pukul Tiga Wanita Uni Emirat Arab
Berita lainnya:
Temuan Puing di Australia Barat Bukan Milik MH370
Mark Zuckerberg Jadi Patung Lilin Madame Tussauds
Kecelakaan Kereta di Kongo 63 Orang Tewas
Puluhan Orang Tolak Kehadiran Obama di Jepang
Operasi Plastik di Korea Warga Cina Sulit Pulang