TEMPO.CO, Jakarta - Rocket Internet, inkubator Internet berskala global, memperkenalkan situs jual beli properti di Indonesia, Lamudi. Masyarakat Indonesia dinilai membutuhkan cara baru dalam bertransaksi properti.
Berdasarkan penelitian Lamudi, sebagian besar masyarakat Indonesia masih melakukan jual beli properti lewat cara tradisional. "Ini mengejutkan karena jual beli secara online lebih praktis," ujar Managing Director Lamudi Indonesia, Lorenzo Peracchione, di Jakarta, Kamis, 24 April 2014.
Baca Juga:
Dia mengatakan jual beli properti secara online sudah cukup populer di banyak negara. Lamudi sebelumnya juga sudah memiliki cabang di 25 negara, di antaranya di Afrika, Amerika Latin, dan Asia.
Lorenzo menyebutkan Lamudi Indonesia menargetkan semua segmen masyarakat. "Kami tidak memberikan patokan berapa harga properti terendah atau tertingginya," katanya.
Selain dibutuhkan cara praktis untuk jual beli properti, Lamudi beralasan pertumbuhan properti Indonesia cukup potensial. Masuknya Lamudi di Tanah Air juga bersamaan dengan diperkenalkannya situs tersebut di Filipina.
Adapun Co-Founder Lamudi, Karan Khetan, mengatakan berselang dua bulan sejak Lamudi beroperasi di Indonesia, jumlah listing properti yang ada mencapai 24 ribu. Listing tersebut berasal dari 30 kota dan melibatkan 856 agen. "Targetnya hingga enam bulan ke depan dapat mencapai 200 ribu listing," ujar Karan di tempat yang sama.
Untuk mencapai target perusahaan, Karan mengatakan Lamudi akan membuka sejumlah kantor cabang di Indonesia. Cara itu juga sekaligus memperluas jangkauan.
Dalam waktu dekat, Lamudi akan mengoperasikan kantor cabang di Surabaya. "Ini untuk menjangkau wilayah timur Indonesia," ujarnya. Simak berita tekno lainnya di sini.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita lain
Pelajar Indonesia Raih Emas di Kompetisi Ilmiah
Ini Tantangan Penyedia Messenger di Indonesia
WeChat Klaim sebagai Messenger Paling Aman