TEMPO.CO, Incheon - Angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan lebat menganggu proses pencarian 114 korban hilang dari tenggelamnya kapal feri Sewol, Senin, 28 April 2014. Sebuah peringatan bahaya pun sudah dikeluarkan oleh badan cuaca.
"Kami diminta untuk melanjutkan operasi pencarian setelah peringatan itu diangkat," kata seorang perwira penjaga pantai, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap.
Kondisi buruk sudah mulai terasa sejak akhir pekan lalu. Dalam kondisi seperti itu, tim pencari hanya berhasil menemukan satu jasad dari dalam feri Sewol. Padahal, pada pekan lalu, cuaca baik membuat tim pencari menemukan banyak jasad. Hingga kini jumlah korban meninggal telah mencapai 188 orang.
Penjaga pantai, Angkatan Laut, dan penyelam sipil akhirnya menghentikan pencarian sejak hujan deras di daerah Incheon, Provinsi Joella, Korea Selatan. Menurut laporan, terjadi gelombang tinggi hingga dua meter, angin kencang dengan kecepatan lebih dari 13 meter per detik, dan arus bawah laut yang sangar kuat.
Upaya pencarian pun terus dioptimalkan. Petugas penyelam berencana menggunakan bahan peledak kecil dan pemotong kawat untuk membuka area feri Sewol yang masih terkunci. Penggunaan bahan peledak sudah disetujui oleh keluarga korban yang masih hilang.
RINDU P. HESTYA | YONHAP
Berita Lain:
Dituduh Teroris, Diplomat RI Diciduk Polisi Ceko
Paus Yohanes Paulus II dan Paus Yohanes Jadi Santo
Separatis Rusia Sandera 13 Pengamat Keamanan Eropa