TEMPO.CO, Jakarta - PT Datascrip selaku distributor tunggal Canon di Indonesia, meluncurkan kamera DSLR terbaru, Canon EOS 1200D, Selasa, 29 April 2014. Kamera ini didapuk menjadi pengganti dari EOS 1100D, yang lebih dulu hadir di pasaran.
"EOS 1100 telah bertahan selama tiga tahun, sebagai kamera entry level terbaik di pasaran," kata Merry Harun, Canon Division Director PT Datascrip di Pong Me, Jalan Gunawarman, Jakarta.
Menurut Merry, EOS 1200 tidak hanya menyajikan hasil foto yang indah dan menawan. Namun teknologi perekaman video kamera ini juga mengusung video berkualitas Full HD (high definition).
Marketing Manager Image Communication Product Division, Yase Defirsa Cory, mengatakan kamera ini ditujukan bagi pengguna yang menyukai fotografi tapi di level pertama. "Mereka yang suka hasil foto yang bagus, tapi sensitif terhadap harga," kata dia.
Yase mengatakan kamera ini dilengkapi dengan beberapa keunggulan. Seperti prosesor DIGIC 4 dengan sensor APS-C CMOS 18 megapiksel, serta kecepatan pengambilan foto dengan mode continuous-speed hingga 3 frame per second. Sebelumnya, kamera EOS 1100D, memiliki sensor 12,2 megapiksel.
Baca Juga:
Selain itu, pengaturan ISO kamera ini dapat dipilih mulai dari ISO 100 hingga 6.400 dan dapat ditingkatkan hingga ISO 12.800. Hal ini sangat berguna untuk memotret maupun merekam video di lingkungan yang minim cahaya dengan kualitas gambar yang tetap tajam dan indah.
Canon EOS 1200D sudah dilengkapi dengan 9 titik Auto Fokus (SF) dengan titik tengah berjenis cross type untuk menyajikan keakuratan dan kecepatan dalam pencarian fokus, baik saat kamera digunakan dalam posisi vertikal maupun horizontal.
Selain itu, teknologi Al Servo AF membantu pengguna memprediksi pergerakan subjek foto sehingga ketika objek foto bergerak, fokus kamera tetap mengikuti posisi subjek tersebut. Harga yang dibanderol untuk kamera ini, Rp 5.650.000.
MARTHA WARTA SILABAN
Berita Terpopuler:
Kasus Kematian Ibu Hamil Masih Tinggi
Ini Cara Terhindar dari Virus Corona
Kimchi, Makanan Sehat dengan Bau Menyengat
Studi: Tinggal di Negara Miskin Bebas dari Stres