TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang, menyimpan data di layanan berbasis cloud belum lazim digunakan. Orang lebih akrab dengan USB flash disk, atau hard disk eksternal. Padahal, lewat cloud, pengguna bisa lebih leluasa menyimpan data dalam jumlah besar.
Business Group Head Division Microsoft Office Microsoft Indonesia, Rully Moulany, mengatakan persepsi mengenai layanan berbasis cloud perlu diubah di kalangan masyarakat. “Selama ini, orang menganggap cloud harus ditunjang dengan koneksi Internet yang maksimal," kata Rully.
Baca Juga:
Berikut ini perbincangan Rully bersama Satwika Movementi dari Tempo mengenai perkembangan cloud di Indonesia.
Seperti apakah tingkat adopsi layanan berbasis cloud di Indonesia?
Saat ini mulai berkembang pesat, baik untuk konsumen perorangan atau komersial. Cloud masih terhitung baru di Indonesia, tapi perkembangannya hampir sama dengan negara-negara maju.
Infrastruktur, terutama Internet di Indonesia sejauh ini belum maksimal?
Orang melihat layanan cloud karena fleksibilitasnya. Selain itu, untuk menghemat biaya, serta berhubungan dengan mobilitas. Dengan menggunakan cloud, perusahaan tidak harus berinvestasi dalam jumlah besar. Karena untuk menggunakannya hanya membayar biaya langganan di awal saja.
Lantas, bagaimana kesadaran konsumen perorangan terhadap cloud?Sejauh ini semakin baik. Jujur, kami memang masih di masa awal memperkenalkan cloud untuk konsumen perorangan.
Kami juga ingin meluruskan persepsi mengenai layanan cloud, seperti Office 365 yang ditawarkan Microsoft. Kalau masih ada yang ragu-ragu untuk menggunakan layanan ini, itu enggak masalah. Yang pasti, untuk menggunakan layanan Office 365, tidak harus menggunakan Internet secara terus-menerus atau koneksinya cepat. Karena dengan menginstalnya di komputer atau sabak digital, ini juga bisa diakses secara offline.
Perkembangan cloud juga otomatis akan mengubah kebiasaan orang. Contohnya, floppy disk, yang dulu populer, kini sudah punah. Kemudian diganti oleh flash disk, lalu hard disk. Nah, ini nantinya akan ada perubahan gaya hidup yang didukung oleh teknologi.
Anda menyebutkan bahwa cloud dapat menghemat biaya, sejauh mana tingkat efisiensinya?
Ini sangat bergantung pada tipe konsumennya, apakah bisnis atau perorangan. Sebab, tipe spesifik konsumen berpengaruh terhadap fitur apa saja yang digunakan. Banyak faktor dan perbedaan benefit yang dirasakan oleh konsumennya. Sangat sulit digeneralisasi dalam persentase.
Seperti apakah jaminan keamanannya?
Kami tidak membagi data pengguna ke pihak ketiga untuk keperluan iklan. Untuk keamanan dokumen dan e-mail, kami menandai tiap file yang terdeteksi malware atau virus. Kemudian, file yang ditandai akan dikarantina. Namun pengguna tidak perlu khawatir, karena sistem tidak akan menghapus file secara otomatis jika mendeteksi virus dan malware.
Bagaimana strategi Microsoft dalam mengenalkan layanan berbasis cloud?
Office 365 merupakan inovasi yang memiliki sejarah panjang. Jauh sebelum format yang sekarang, orang sudah mengenal Office. Artinya, orang sudah lama akrab dengan Office.
Lewat perkembangan teknologi, kami ingin membuat format Office 365 seperti yang sudah dikenal orang, namun dengan beragam benefit. Office 365 sifatnya multiplatform dengan cara menyimpan dokumen yang kami sebut sebagai document fidelity.
Bagaimana tren cloud di Indonesia ke depannya?
Seiring dengan tumbuhnya awareness, cloud akan terus berkembang. Ini kaitannya dengan perilaku. Kalau orang sudah terbiasa, akan menjadi tren yang baik.
STWIKA MOVEMENTI
Berita lain:
Samsung Galaxy Tab 3 Lite 7.0, Ringan dan Bertenaga
NASA Luncurkan Baju Astronot Baru
Headphone Apple Dilengkapi Pengukur Detak Jantung?
Ununseptium, Elemen Kimia Baru Bernomor 117
Petani Didorong Gunakan Inovasi Iptek
Aplikasi Pencarian Isikota Meluncur di Versi Web