TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda mengatakan, dalam empat bulan terakhir, anak yang menjadi korban kekerasan seksual ada 200 orang lebih. "Tahun ini diperkirakan meningkat jumlah korbannya. Hal ini karena masyarakat punya kesadaran untuk melaporkan kasusnya," kata Erlinda ketika dihubungi Tempo, Ahad, 4 Mei 2014. (Baca: 2014, Kekerasan pada Anak Diprediksi Meningkat)
Berdasarkan catatan tahunan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, pada 2012 jumlah korban anak yang mengalami kekerasan seksual ada 256 orang. Lalu pada 2013 jumlahnya meningkat menjadi 378 orang. Erlinda mengatakan, dari pantauan lembaganya, mayoritas korban kekerasan seksual adalah anak laki-laki dengan perbandingan persentase 60 persen anak laki laki dan 40 persen anak perempuan. Adapun profil pelaku di hampir semua kasus sama, yakni orang-orang terdekat anak.
"Mereka bisa jadi guru, om, ayah kandung, ayah tiri, dan tetangga. Tapi kebanyakan kasus tahun 2014 ini terjadinya di sekolah," ujar Erlinda.
Setelah kasus kekerasan seksual yang dialami siswa Taman Kanak-kanak Jakarta International School, kasus serupa juga terjadi di Sukabumi. Seorang warga bernama Ju, 36 tahun, orang tua dari MDR, 11 tahun, melaporkan kekerasan seksual yang dialami putranya itu. Ju mendapati perilaku tidak wajar pada putranya. Sang anak juga mengeluh sakit pada anusnya.
MDR pun mengaku mengalami kekerasan seksual oleh Emon di Pemandian Liosanta, Kota Sukabumi, pada Ahad, pukul 12.00. Ju lantas melapor ke Kapolresta Sukabumi atas perbuatan Emon yang kini telah ditahan dan menjalani pemeriksaan. Korban perbuatan Emon tak hanya MDR, tapi juga 50 bocah lainnya.
NURUL MAHMUDAH
Topik Terhangat:
Tragedi JIS| Jokowi| Prabowo| Pemilu 2014| Emon
Berita Terpopuler:
Terkait MH370, Malaysia Tangkap 11 Teroris
Forensik: Rekaman Percakapan MH370 Diedit
Jokowi Hanya Sehari Sewa Boeing 737-900
Di Jombang, Jokowi Ngaji Kitab Kuning
Ini Pengakuan Senior yang Membuat Renggo Meninggal