TEMPO.CO, Malang - Investor asal Singapura tertarik menanamkan modalnya pada pembangunan kereta gantung di Batu. Kereta yang akan dibangun itu bakal menjadi moda transportasi yang menghubungkan 15 obyek wisata di Batu. Selain menjadi obyek wisata baru, kereta itu juga bisa untuk mengamati Batu dari udara.
"Wisatawan tak harus masuk ke obyek wisata. Akan disediakan terminal pemberhentian di tempat parkir kendaraan," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Batu Eny Rachyuningsih, Jumat, 9 Mei 2014. Total investasi membangun jaringan kereta gantung sepanjang 7 kilometer itu mencapai Rp 200 miliar. Saat ini Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, tengah melakukan studi kelayakan.
Wisatawan juga bisa berkunjung dari satu obyek ke obyek wisata lain dengan hanya menumpang kereta gantung. Obyek wisata tersebut meliputi wisata alam, buatan, agro, dan minat khusus. "Wisatawan tertarik melihat panorama alam Batu dari kereta gantung."
Teknologi kereta gantung juga akan menggunakan teknologi mutakhir. Karena Batu merupakan daerah rawan angin puting beliung, konstruksi bangunan harus kokoh dan kuat menghadapi fenomena alam. Jadi, penumpang dijamin keamanan dan kenyamanannya selama menumpang kereta gantung.
Desain rinci kereta gantung dijadwalkan tuntas Oktober mendatang. Sosialisasi kepada masyarakat dan wisatawan dilakukan sebelum pembangunan dimulai tahun depan. "Kereta gantung juga akan menjadi daya tarik wisatawan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu Mistin.
Ia optmistis kunjungan wisatawan bakal terus melonjak, seiring dengan semakin lengkapnya fasilitas dan sarana pendukung di Kota Batu. Pada 2011, jumlah wisatawan yang berkunjung di Batu sebanyak 2,5 juta, 2012 naik menjadi 4 juta orang, dan 2013 naik melonjak hingga 5 juta wisatawan. Adapun Kota Batu menjadi salah satu tujuan utama pariwisata di Jawa Timur. (bac: Mengapa Lima Tahu Lagi Ekonomi Indonesia Membaik?)
EKO WIDIANTO