TEMPO.CO, Lampung - Pengoptimalan dalam pemanfaatan gas bumi ke berbagai sektor, seperti kelistrikan, industri, rumah tangga, UKM, dan transportasi, akan sangat menghemat biaya bahan bakar minyak (BBM). Juru bicara PT Perusahaan Gas Negara (PGN), Ridha Ababil, memperkirakan hal tersebut seiring dengan beroperasinya secara penuh fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) Lampung.
“Berpotensi menghemat biaya BBM hingga Rp 900 miliar per tahun. Hitung saja, harga gas itu hanya US$ 10-11,5 per MMBTU, sementara harga solar bisa sampai US$ 30," kata Ridha dalam Site Visit FSRU Lampung, Sabtu, 10 Mei 2014. (Baca: Juli, PGN Operasikan FSRU Lampung)
Baca Juga:
Ia memperkirakan FSRU ini mulai bisa menerima gas alam cair (liquid natural gas/LNG) awal Juli 2014. Dengan adanya fasilitas itu, LNG yang ada di timur Indonesia yang tadinya diekspor bisa dimaksimalkan untuk penyaluran gas di wilayah barat yang cadangan gasnya semakin menipis. (Baca: Ekspor Gas ke Singapura Segera Berakhir?
Ridha mengaku optimistis permintaan gas di Lampung dan Jawa Barat akan tinggi. Untuk Lampung saja, kebutuhan gas bumi di sektor kelistrikan mencapai 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Adapun 1 MMSCFD gas bumi yang setara dengan 28 ribu liter BBM per hari bisa digunakan untuk kebutuhan pembangkit dengan kapasitas 4-5 megawatt.
Hingga kini, jaringan pipa distribusi gas bumi di Lampung ditargetkan mencapai 100 kilometer dengan diameter 12-16 inci. Hingga akhir April 2014, jaringan pipa distribusi tersebut sudah terbangun sepanjang 90 kilometer.
AYU PRIMA SANDI
Berita terpopuler:
Cara Bupati Bogor Mengelak Disebut Terima Suap
Boediono Sebut Yang Mulia, JK: Saya Cukup Pak Hakim
Ini Dia Kesalahan Pertama Van Gaal kepada MU