TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka kasus kekerasan seksual terhadap anak didominasi oleh guru, teman, ataupun pengurus di sekolah. Data ini ditunjukkan Komisi Nasional Perlindungan Anak dari jumlah pengaduan yang diterima lembaga itu sepanjang periode Januari-April 2014.
"Tahun ini cukup menakutkan karena banyak kasus terjadi di sekolah," kata Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait, kemarin.
Arist menyebutkan ada 175 kasus kekerasan seksual pada anak dari total 427 kasus kekerasan yang diterima Komnas Anak sepanjang tahun ini. Dari jumlah itu (178), sekitar 40 persen dengan tersangka asal lingkungan sekolah, 30 persen tersangka asal keluarga sendiri, dan 30 persen sisanya campuran lain-lain.
"Kalau persentasenya dijumlah, 70 persen kekerasan seksual terhadap anak justru ada di sekolah dan rumah," kata Sekretaris Jenderal Komnas Anak Samsul Ridwan.
Komposisi asal tersangka atau lokasi kejadian itu berbeda dari tahun lalu. Pada tahun lalu, pelaku lebih banyak kerabat atau anggota keluarga. "Kalau tahun lalu, dari sepuluh kasus, pelaku dalam enam kasus adalah orang dekat atau keluarga."
Atas kecenderungan dalam data terbaru, Arist meminta pihak sekolah untuk bertanggung jawab. Sekolah, kata dia, semestinya menjadi rumah kedua bagi para siswanya. "Jadi tidak bisa membiarkan adanya tindak kekerasan di sekolah," ujarnya.
Arist mencontohkan kasus kekerasan seksual yang terjadi di Taman Kanak-kanak Jakarta International School (JIS), Jakarta Selatan. Sebanyak enam tersangka yang telah ditetapkan seluruhnya adalah petugas kebersihan. Pemeriksaan belakangan meluas ke tenaga pengajar, selain upaya identifikasi lebih banyak korban.
Di Jakarta Timur, kepolisian setempat juga sedang menyelidiki kasus serupa yang diduga dialami seorang siswi kelas 3 sebuah sekolah dasar negeri. Si anak menyebutkan nama seorang guru yang diingatnya sebelum dia tak sadarkan diri lalu siuman di toilet dengan bekas kekerasan ditemukan pada bagian kemaluannya pada akhir bulan lalu. "Kalau sudah begitu, pidananya juga sekolah harus bertanggung jawab, termasuk memulihkan trauma korban," kata Arist. (Selengkapnya baca di sini)
TIM TEMPO
Berita Terpopuler:
Ingin Jadi Cawapres, Ical Kejar Mega ke Bali
Jokowi: Saya Memang Belum Pernah Jadi Presiden
Hujatan Video Mulan Jameela di YouTube
Projo Kaltim Dikukuhkan di Balikpapan