TEMPO.CO, Jakarta: Perusahaan Listrik Negara (PLN) area Bekasi mengakui akhir-akhir ini sering terjadi pemadaman di wilayahnya, khususnya di wilayah Bekasi bagian utara. "Ada beberapa faktor," kata Supervisor Distribusi PLN Area Bekasi, Ahmad Hudaeni, Sabtu, 10 Mei 2014.
Ia menyebutkan seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Bekasi Utara tepatnya di Jalan Perjuangan dan Perumahan Wisma Asri. Di dua titik itu terdapat kabel putus yang berada di bawah tanah. "Putus karena erosi dan faktor alami lainnya," kata dia.
Akibat dua gangguan itu, sebanyak 20 gardu mengalami gangguan. Sehingga, sekitar 2.000 lebih pelanggan tak terlayani listrik akibat gangguan tersebut. Namun, ia mengklaim saat ini kondisi tersebut sudah diperbaiki, dan aliran listrik sudah normal. "Perbaikannya cepat, tapi ada birokrasi yang membuat lama," kata dia.
Ia mengatakan setiap ada perbaikan, pihaknya diminta uang koordinasi oleh oknum yang mengatasnamakan Lembaga Swadaya Masyarakat. Karena itu, perbaikan menjadi lamban di lapangan. "Kami kan inginnya cepat, biar masyarakat terlayani dengan baik," kata Ahmad. "Tapi, di lapangan kami sering terbentur seperti ini, mereka minta uang koordinasi."
Adapun pemicu yang menyebabkan gangguan, di antaranya pohon dan musim layangan. Menurut dia, akhir-akhir ini, ada benang layang-layang yang terbuat dari semi kawat, serta layangan yang kertasnya dari aluminium foil. "Kedua bahan itu bisa menjadi konduktor," kata dia.
Lebih lanjut, Ahmad mengatakan apabila benang maupun layangan itu menempel pada jaringan listrik, dapat terjadi korsleting listrik. Sehingga memicu ledakan, dan terjadi pemadaman. "Kami harus melacak, kalau sudah ditemukan baru diperbaiki," kata dia.
Karena itu, pihaknya meminta peran serta masyarakat untuk memelihara dan tak bermain layang-layang sembarang tempat. Karena dapat menyebabkan gangguan listrik.
Adapun faktor lain ialah, pohon yang pemiliknya enggan memangkas. Hal tersebut sering terlihat di sejumlah wilayah di Bekasi bagian utara seperti Babelan, sampai ke Cabang Bungin. Ia mengatakan, di lokasi itu jaringan listrik masih menggunakan kabel di atas. "Banyak warga yang enggan memangkas pohon," kata dia. "Padahal jaraknya dibatasi tiga meter," ujar dia.
ADI WARSONO