TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golongan Karya (Golkar) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan partainya sampai saat ini belum menentukan langkah menjelang batas akhir pendaftaran calon presiden dan wakil presiden. Dalam beberapa hari mendatang Partai Golkar akan memberi keputusan.
"Tanggal 15 Mei nanti kami akan rapat pimpinan nasional (rapimnas). Di rapimnas itu, kami akan tentukan langkah," kata Luhut kepada wartawan di pesawat dalam perjalanan dari Sumatera Utara ke Jakarta, Senin, 12 Mei 2014.
Luhut memprediksi ada tiga kemungkinan sikap yang akan di ambil partai berlambang pohon beringin tersebut. Pertama, Golkar tetap akan mengajukan calon presiden sendiri. "Entah Aburizal Bakrie atau tokoh lain," ujarnya. Kedua, Golkar akan mengajukan calon wakil presiden, yang berarti akan menjadi pelengkap koalisi partai lain. Atau, ketiga, Golkar tidak akan mengajukan calon presiden atau wakil presiden. Dengan kata lain, Golkar hanya akan mendukung calon presiden dari partai lain.
Bagi Luhut, opsi terakhir bisa saja terjadi. Sebab, Golkar sadar bahwa elektabilitas Aburizal berada di bawah calon presiden lain, yakni Joko Widodo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Prabowo Subianto dari Partai Gerakan Indonesia Raya. (Baca juga: Akbar Tandjung Tak Peduli Elektabilitas Ical)
Menurut dia, Golkar harus berpikir rasional. Sebab, hanya rugi yang didapat jika nekat mengusung tokoh yang punya elektabilitas di bawah calon lain. "Karena menghabiskan waktu, uang, dan tenaga saja," tuturnya.
Luhut sendiri mengaku sayang jika keputusan tersebut diambil. Sebab, dengan suara 14,75 persen, seharusnya mudah bagi Golkar untuk mengajukan calon presiden. "Tapi, ya, harus menghitung semuanya dengan cermat," katanya.
INDRA WIJAYA