TEMPO.CO, Jakarta - Belum adanya katalis yang kuat dari eksternal maupun internal membuat pergerakan rupiah cenderung datar. Setelah mengalami technical rebound pada awal pekan, laju rupiah kembali loyo hari ini. Pada transaksi pasar uang Selasa, 13 Mei 2014, rupiah ditutup melemah 15 poin (0,13 persen) ke level 11.537 per dolar Amerika Serikat.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, mengatakan penguatan dolar AS di pasar global masih menjadi momok yang menghambat penguatan rupiah. "Penguatan dolar AS dipicu oleh membaiknya data-data ekonomi AS dan meningkatnya permintaan atas aset safe haven," kata Albert.
Baca Juga:
Penguatan rupiah yang terjadi sejak pekan lalu akhirnya terhenti. Saat itu rupiah sempat melemah ke kisaran 11.600 per dolar AS. Namun membaiknya data-data fundamental ekonomi domestik, seperti neraca transaksi berjalan dan surplus neraca pembayaran, berhasil menggiring rupiah kembali ke level 11.500 per dolar AS.
Menurut Albert, level 11.500 merupakan level keseimbangan baru bagi rupiah. Setelah mengalami penguatan cukup berarti, rupiah bakal terkonsolidasi pada level ini. "Kisaran level 11.500 per dolar AS akan menjadi pijakan baru bagi rupiah sebelum mengejar target keseimbangan berikutnya pada level 11.400."
Meski demikian, rupiah masih berpeluang untuk mencapai target 11.400 lebih cepat apabila dolar AS melemah terhadap mata uang rival. Karena itu, pasar masih menanti rilis data penjualan retail AS hari Selasa waktu setempat yang diperkirakan melambat. "Dengan melambatnya sektor retail, pelaku pasar berkeyakinan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga rendah dalam waktu lebih lama," kata Albert.
PDAT | M. AZHAR
Baca juga:
Tunggu Cawapres, Rupiah Diprediksi Menguat
Kuatkan Rupiah, BI Desak BUMN Lakukan Hedging
Terpopuler
Nabrak di Bundaran HI, Pengemudi BMW Tantang Polisi
Tepis Fitnah Sara, Kiai NU Kampanye untuk Jokowi
Ini Skuad Resmi Inggris