Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Menu Makanan Orang Mesir Kuno

image-gnews
Diplomat asing dan Arkeolog Mesir Kuno menghadiri pembukaan replika Makam Tutkankhamun di Luxor, Mesir (30/4). (AP/Khalil Hamra)
Diplomat asing dan Arkeolog Mesir Kuno menghadiri pembukaan replika Makam Tutkankhamun di Luxor, Mesir (30/4). (AP/Khalil Hamra)
Iklan

TEMPO.CO, Lyon - Hampir semua cerita sejarah bangsa Mesir kuno sudah terpajang di berbagai buku pengetahuan dan museum. Piramida dan Sphinx menjadi bukti kehebatan bangsa Mesir kuno dalam bidang arsitektur. Jika Mesir kuno punya sejarah yang luar biasa, lalu apa yang ada dalam menu makanan mereka? 

Daging ternyata tergolong menu baru dalam daftar makanan orang Mesir. Penelitian menunjukkan bangsa Mesir kuno sebagian besar adalah vegetarian. Dalam kebudayaan kuno, vegetarian adalah sesuatu yang lazim. Makanan seperti buah dan sayuran dianggap sebagai menu utama. Sedangkan menu daging hanya masuk dalam daftar makanan orang nomaden. 

Tim peneliti dari Prancis meneliti apa yang dimakan orang Mesir kuno dengan memeriksa atom karbon dari para mumi Mesir yang diperkirakan dulu hidup antara 3.500 sebelum Masehi hingga 600 Masehi. Atom karbon diserap tanaman dari karbon dioksida di atmosfer melalui proses fotosintesis. Karbon itu menumpuk di tubuh manusia yang mengkonsumsi tanaman atau hewan yang mengkonsumsi tumbuhan. 

Karbon, elemen teringan keenam dalam tabel periodik, terdapat di alam dalam dua isotop stabil, yaitu karbon-12 dan karbon-13. Karbon-13 sedikit lebih berat ketimbang karbon-12. Sementara tumbuhan dibagi dalam dua kategori. Kategori pertama, C3, tergolong tanaman umum, seperti bawang putih, terong, pir, kacang lentil, dan gandum. Kategori kedua, C4, terdiri atas serealia, seperti milet dan sorgum. 

Tumbuhan kategori C4 menyerap karbon-13 lebih banyak ketimbang kelompok C3. Dengan mengukur rasio karbon-13 dan karbon-12, menu makanan bisa diketahui. Jika orang memakan tumbuhan kategori C3 lebih banyak, isotop karbon-13 di dalam tubuh akan lebih sedikit dibanding mereka yang banyak mengkonsumsi kelompok C4. 

Sebanyak 45 mumi yang diperiksa para peneliti ada di dua museum di Lyon yang dulu dikirim pada abad ke-19. Alih-alih mengecek rambut, kolagen, dan protein, seperti peneliti lain, ketua tim peneliti dari University of Lyon, Alexandra Touzeau, mengatakan mereka lebih banyak memeriksa tulang dan gigi para mumi. "Kami memeriksa mumi dari berbagai periode yang berbeda, jadi riset kami mencakup jangka waktu yang panjang," tuturnya, seperti dikutip Daily Mail, Senin, 19 Mei 2014. 

Laporan yang dimuat dalam journal of Archaeological Science menyebutkan peneliti mengukur kadar rasio karbon-13 dan karbon-12 dalam tulang, enamel, dan rambut. Hasil itu lalu dibandingkan dengan pengukuran pada babi yang secara teratur diberi makanan C3 dan C4 dalam porsi yang beragam. Babi dipilih karena sistem metabolisme hewan itu mirip dengan manusia, sehingga rasio karbon isotopnya bisa dibandingkan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rambut ternyata menyerap protein lebih banyak ketimbang tulang ataupun gigi. Meski menguasai tepi Sungai Nil, orang Mesir kuno ternyata tidak banyak mengkonsumsi ikan. Rasio isotop pada rambut mumi sesuai dengan temuan pada rambut kaum vegetarian modern di Eropa. Hal ini menunjukkan orang Mesir kuno sebagian besar juga vegetarian. Makanan utama mereka terbuat dari gandum dan jelai. Hanya sekitar 10 persen kandungan makanan kategori C4, seperti milet dan sorgum, yang terukur dalam riset tersebut. 

Touzeau mengatakan menu diet itu tidak berubah dalam waktu lama. Hal ini menunjukkan populasi Mesir kuno beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan ketika wilayah di sekitar Nil mengering beberapa kali mulai 3.500 SM hingga 600 M.

"Meski areanya mengering, mereka bisa menanam dengan mengembangkan sistem irigasi dari sungai yang sangat efektif," kata Kate Spence, arkeolog dan pakar Mesir kuno dari University of Cambridge. 

INSIDESCIENCE | DAILYMAIL | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita Terpopuler:
Poros Ketiga Gagal, Demokrat Merapat ke Gerindra
Cinta Laura Lulus Cum Laude  
Kabar Cawapres Jokowi Dianggap Manuver Belaka  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

18 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

38 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

39 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

42 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

43 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

44 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Batu berlapis yang ditemukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. ANTARA/HO-Diskominfo Rejang Lebong
Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi


Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.


6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

Kompleks Candi Batujaya di Karawang ditetapkan jadi Cagar Budaya Nasional. TEMPO | Hisyam Luthfiana
6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.