TEMPO.CO, Jakarta - Kekecewaan pelaku pasar terhadap hasil koalisi partai politik menjelang pemilihan presiden dan calon presiden membuat rupiah semakin terbenam.
Pada transaksi pasar uang hari ini, Rabu, 21 Mei 2014, rupiah melemah 19 poin (0,16) ke level 11.508 per dolar Amerika. Rupiah melanjutkan tren pelemahannya selama tiga hari berturut-turut dengan koreksi lebih dari 100 basis poin.
Baca Juga:
Ekonom Bank International Indonesia, Juniman, mengatakan pelaku pasar masih tidak puas dengan hasil koalisi calon presiden dan wakil presiden kemarin. "Hal ini menyebabkan aksi profit taking yang terjadi pada aset-aset bernilai rupiah, mulai saham hingga pasar obligasi."
Peta koalisi partai politik berubah menjelang detik-detik akhir. Golkar tiba-tiba memutuskan untuk merapat pada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung koalisi pimpinan Partai Gerindra. Dukungan Golkar membuat dukungan koalisi di parlemen semakin timpang. Total koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta memiliki 292 kursi di parlemen, sementara Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya 207 kursi.
Keputusan Golkar direspons negatif oleh pelaku pasar. Bukan karena pasar lebih suka dengan sosok Jokowi. Namun, dengan kuatnya dukungan partai pengusung Prabowo di DPR, kalaupun Jokowi menjadi presiden, laju pemerintahan tidak efektif. "Sejak Golkar resmi mendukung Prabowo, Senin, 19 Mei, saham dan rupiah langsung jatuh," ujar Juniman.
Menurut Juniman, rupiah kini mulai mengalami normalisasi setelah merasakan rally yang cukup signifikan sejak awal tahun ditambah efek Jokowi pada bulan Maret. Posisi rupiah sebelum efek Jokowi ada pada level 11.500-11.600. "Sekarang sepertinya akan kembali menuju kisaran itu."
PDAT | M. AZHAR
Berita Terpopuler
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih dari Menteri
Jokowi atau Prabowo, Ahok: Aku Rapopo
Peraih Nilai UN Tertinggi Hanya Belajar di Rumah