TEMPO.CO, Surabaya - PT PAL Indonesia (Persero) berhasil menyelesaikan proyek alat utama sistem persenjataan pesanan TNI-AL, yakni kapal cepat rudal 60 meter. Kapal dengan nomor produksi W00273 itu mengusung nama KRI Sampari-628.
"Kapal ini untuk memperkuat armada TNI-AL dalam patroli laut mengamankan NKRI," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat serah terima KCR 60 meter di galangan PT PAL Indonesia, Rabu, 28 Mei 2014. (Baca: TNI AD Pamerkan 15 Alutsista Hasil Riset)
Serah terima KCR-60M pertama ini, kata Purnomo, merupakan bagian dari rangkaian rencana strategis Kementerian Pertahanan dalam memperkuat alutsista matra laut hingga tahun 2024. Mulai tahun 2010-2024, Kemenhan akan memesan 16 unit KCR-60M dan 16 unit KCR-40M.
Selain KCR-60M KRI Sampari-628, PT PAL juga menggarap dua unit lainnya, yakni KCR-60M KRI Tombak-629 dan KCR-60M KRI Halasan-630. Dua unit terakhir akan diserahterimakan pada Juli dan September 2014.
Tiga proyek awal KCR-60M ini sesuai kontrak kerja sama nomor 1056/02-48/XII/2011. "Tiga unit KCR-60M ini adalah bagian alutsista pokok pertahanan untuk memodernisasi dan memenuhi kebutuhan persenjataan yang ada. Sekaligus sebagai kemandirian pemenuhan alutsista," ujarnya.
KCR-60M memiliki spesifikasi panjang keseluruhan 60 meter, panjang garis air 54,82 meter, lebar 8,10 meter, tinggi 4,85 meter, berat muatan penuh 460 ton, kecepatan berlayar 15 knot, jelajah 20 knot dan maksimal 28 knot, jumlah penumpang 55 orang, ketahanan berlayar sembilan hari dan disokong mesin pendorong 2x2.880 kw.
Setiap unit kapal dilengkapi dengan persenjataan meriam dan dua peluru kendali jenis C705 dan C802 buatan Cina dengan jarak tembak 140 kilometer. Purnomo yakin kapal ini cukup canggih dan mampu menjadi andalan matra laut saat operasi maritim. "Ada rencana rudalnya juga transfer of technology." katanya.
Direktur Utama PT PAL Indonesia Firmansyah Arifin mengatakan KCR-60M KRI Sampari-628 telah melalui serangkaian proses sea trial dari ahli dan teknisi. Hasilnya, kapal sudah memenuhi standar yang dipersyaratkan. "Terakhir Commodore Inspection pada 27 Mei kemarin. Seluruh fungsi asasi kapal berjalan baik," ujarnya.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio menuturkan kapal ini sejenis offshore petro vessel buatan Amerika Serikat. Proyek tiga unit KCR-60M menelan anggaran sekitar Rp 375 miliar. "Tahun 1970-an, kami punya kapal sejenis dengan panjang 75 meter," kata dia. (Baca: Alutsista Baru TNI Akan Lengkap pada 2017)
DIANANTA P. SUMEDI
Berita Terpopuler
Purdi Chandra Ditahan, Primagama Tak Goyang
Buka Kantor di Jakarta, Apple Tawarkan Lowongan
Ponsel Pintar LG G3 Berteknologi Sinar Laser