TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah Indonesia dan Malaysia mulai berunding soal polemik pembangunan menara mercusuar di wilayah perairan Tanjung Datu, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Sebagai negara bertetangga, Purnomo berharap polemik itu bisa diselesaikan lewat jalur perundingan.
"Mulai Senin lalu berunding. Semoga menghasilkan langkah-langkah terbaik yang bisa dilakukan bersama. Yang berunding Kementerian Luar Negeri didukung oleh Kementerian Pertahanan," ujar Purnomo seusai serah-terima KCR-60M atau Kapal Cepat Rudal 60 meter di galangan kapal PT PAL Indonesia, Rabu, 28 Mei 2014.
Jika dilihat dari sisi landas kontinental, kata Purnomo, mercusuar itu berada di wilayah perairan Indonesia sesuai perjanjian RI-Malaysia tahun 1969. Namun, dilihat dari sisi perairan teritorial, ia mengakui masih ditemukan silang pendapat dan saat ini sedang dibahas.
Purnomo menjamin bahwa saat ini Malaysia tidak melakukan tindakan apa pun di daerah itu karena status quo. "Malaysia tidak boleh melakukan tindakan yang sifatnya provokatif, karena masih tahap berunding." (Baca: Malaysia Hentikan Pembangunan Mercusuar di Tanjung Datu)
Perundingan yang sekarang berlangsung, kata dia, membahas jangkauan 12 mil di wilayah teritorial. Menteri Purnomo mengakui Indonesia banyak dihadapkan pada potensi konflik perbatasan, yakni tiga tapal batas di darat dan sepuluh tapal batas di lautan.
"Memang ada beberapa batas negara yang tumpang tindih, apakah itu wilayah di darat, laut teritorial, zona ekonomi eksklusif ataupun landas kontinental," kata Purnomo. Untuk mengantisipasi konflik terbuka, TNI Angkatan Laut mengirimkan tiga kapal perang untuk mengamankan daerah itu sekaligus melibatkan TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Udara.
Ketegangan hubungan kedua negara ini akibat Malaysia berupaya membangun mercusuar di Tanjung Datu sejak Ahad, 19 Mei lalu. TNI AL memperoleh informasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang menemukan aktivitas di lokasi sengketa itu.
Sebuah kapal milik Dirjen Perhubungan Laut melihat ada enam kapal berbendera Malaysia bergerak di lokasi tersebut. Keenam kapal terdiri atas tiga unit kapal tunda atau tug boat dan tiga kapal tongkang sarat logistik. Selain itu, petugas juga melaporkan ada satu unit kapal perang AL Malaysia yang mengawal.
DIANANTA P. SUMEDI
Terpopuler
Purdi Chandra Ditahan, Primagama Tak Goyang
Buka Kantor di Jakarta, Apple Tawarkan Lowongan
Cokelat Cadbury Mengandung Babi?