TEMPO.CO , Jakarta: Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dalam 4 bulan pertama tahun 2014 ini membuat hampir separuh anggaran subsidi listrik 2014 terserap. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi subsidi listrik pada Januari-April 2014 mencapai Rp 30,81 triliun atau 43,17 persen dari anggaran yang disediakan Rp 71,36 triliun.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman mengatakan subsidi membengkak karena nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat. "Pembengkakan itu terjadi karena kurs rupiah melemah. Setiap nilai tukar dolar naik Rp 100, subsidi naik Rp 1 triliun," kata Jarman di Jakarta, Rabu, 28 Mei 2014.
Menurut dia, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, asumsi nilai tukar yang menjadi acuan perhitungan anggaran subsidi Rp 10.200 per Dolar AS. Sementara rata-rata realisasi nilai tukar pada Januari hingga April 2014 mencapai Rp 11.600 per dolar AS. (Baca juga: 2014, Tarif Listrik Non Subsidi Diusulkan Naik).
Dengan realisasi itu, pemerintah mengusulkan anggaran subsidi listrik dinaikkan menjadi Rp 107,1 triliun. Tahun ini, pemerintah menaikkan tarif tenaga listrik untuk industri besar dan industri menengah, yang tercatat sebagai perusahaan publik, untuk mengurangi subsidi listrik sekitar Rp 9 triliiun.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE