Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Erupsi Akibatkan Kepunahan Massal di Bumi  

image-gnews
Gunung Kelud bererupsi di Blitar, Jawa Timur, (14/02). Gunung Kelud meletus pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB. Ketinggian letusan gunung ini mencapai 17 Km. Letusan gunung Kelud juga menghancurkan Kubah berkapasitas 16 juta kubik. (AP Photo/Trisnadi)
Gunung Kelud bererupsi di Blitar, Jawa Timur, (14/02). Gunung Kelud meletus pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB. Ketinggian letusan gunung ini mencapai 17 Km. Letusan gunung Kelud juga menghancurkan Kubah berkapasitas 16 juta kubik. (AP Photo/Trisnadi)
Iklan

TEMPO.CO, Perth - Bencana mematikan pertama penghuni dunia datang dari dalam perut bumi. Sebuah penelitian menunjukkan letusan gunung api purba di daratan Australia sekitar 510 juta tahun lalu menjadi penyebab terjadinya kepunahan massal pertama dalam sejarah bumi. Letusan gunung api purba itu memicu perubahan temperatur dan iklim ekstrem yang memusnahkan separuh penghuni bumi.

Peneliti dari Departemen Geologi Terapan di Universitas Curtin, Australia, Fred Jourdan, dan koleganya memeriksa sejarah letusan gunung api di daerah Kalkarindji, bagian utara Australia, menggunakan teknik pengukuran usia dengan materi radioaktif. Area itu tertutup oleh lapisan lava seluas lebih dari dua juta kilometer persegi, terentang dari wilayah utara hingga barat Australia.

Dalam laporan di jurnal Geology, tim Jourdan membuktikan erupsi gunung berapi itu terjadi bersamaan dengan peristiwa kepunahan makhluk hidup di masa Cambrian sekitar 510 juta tahun lalu. Inilah bencana pertama yang melenyapkan banyak bentuk kehidupan multisel kompleks.

"Kepunahan yang mencakup 50 persen spesies itu berhubungan dengan perubahan iklim dan menyusutnya kadar oksigen di laut, sebelumnya tak ada yang tahu apa penyebabnya," kata Jourdan seperti ditulis situs Unversitas Curtin, 30 Mei 2014.

Jourdan menambahkan ada penyusutan kadar sulfur dioksida pada batuan vulkanik di daerah Kalkarindji. Hal ini mengindikasikan adanya pelepasan sulfur ke udara saat terjadi erupsi. Sebagai perbandingan, letusan gunung api Pinatubo DI Filipina pada 1991 menyebabkan sulfur dioksida terlontar ke atmosfer. Hal itu menyebabkan terjadinya penurunan kecil temperatur global selama beberapa tahun setelah erupsi. (Baca juga: Gunung Sangeang Erupsi Lagi, 17 Gubuk Warga Roboh)

"Jika erupsi kecil pada Pinatubo bisa mempengaruhi iklim, bayangkan apa yang terjadi jika gunung api dengan ukuran setara negara bagian di Australia barat meletus," kata Jourdan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para peneliti juga membandingkan letusan Kalkarindji dengan erupsi gunung api raksasa lain. Kebanyakan proses kepunahan terjadi akibat perubahan iklim yang cepat dipicu oleh banyaknya kandungan sulfur dioksida di atmosfer. Selain sulfur dioksida, gas rumah kaca lain semisal metan dan karbon dioksida juga terlepas ke atmosfer, memperburuk kualitas udara, dan iklim.

"Perhitungan kami menunjukkan ada korelasi kronologi antara erupsi gunung api, perubahan iklim, dan kepunahan massal makhluk hidup dalam 550 juta tahun terakhir," kata Jourdan. "Peluangnya hanya satu berbanding 20 juta untuk menyebut korelasi itu sebuah kebetulan."

Menurut Jourdan, perubahan iklim yang cepat akibat erupsi gunung berapi membuat berbagai spesies sulit beradaptasi. Mereka yang tak kuat bertahan dalam kondisi iklim ekstrem akhirnya punah. Hasil studi tersebut, menurut Jourdan, bisa dijadikan bahan acuan untuk mempelajari kondisi lingkungan saat ini. "Agar paham efek dari gas di atmosfer terhadap iklim dan kehidupan biologi, kita harus mengenali bagaimana iklim, lautan, dan ekosistem terpengaruh di masa silam," kata Jordan.

SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

16 jam lalu

Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut meletus pada pukul 19.19 WITA. ANTARA/Foto diambil dari grup percakapan 'Info Gunung Api Sitaro'.
3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.


Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

1 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.


Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

5 hari lalu

Gunung Raung terlihat mengeluarkan abu vulkanik ketika kapal penyebrangan yang mengangkut pemudik  di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, 12 Juli 2015. Pemudik lebih banyak memilih mudik dengan jalur darat laut dikarenakan Gunung Raung terus bererupsi. TEMPO/Johannes P. Christo
Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.


Seluruh Penerbangan Wings Air Ternate-Manado Tidak Dioperasikan

8 hari lalu

Pesawat Wings Air. Dok. Lion Air Group
Seluruh Penerbangan Wings Air Ternate-Manado Tidak Dioperasikan

Seluruh aktivitas penerbangan pesawat Wings Air rute Ternate - Manado PP pada Kamis tidak dioperasikan pasca Gunung Raung erupsi.


Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

31 Desember 2022

Ketel uap Ruston Proctor & Co berdiri di depan pabrik Perkebunan PT Glenmore di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 31 Desember 2022. Mesin uap asal Inggris ini saksi bisu kejayaan pabrik  yang didirikan oleh pengusaha asal Skotlandia, Ros Taylor pada 1920. TEMPO/ Diananta Putra Sumedi
Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

Perkebunan Glenmore tempat mereka bekerja itu berada di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.


Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

22 Desember 2022

Kawasan Beji Antaboga di Banyuwangi. Dok. pgi.or.id
Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

Beji Antaboga dapat ditempuh dua jam perjalanan dari pusat Kota Banyuwangi.


Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

29 Juli 2022

Visual Gunung Raung pada Jumat, 29 Juli 2022, Pukul 06.00 WIB. Badan Geologi menaikkan status gunung di Jawa Timur ini dari Normal menjadi Waspada. (Dokumentasi Badan Geologi)
Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

Badan Geologi akhirnya menaikkan status aktivitas Gunung Raung di Jawa Timur dari Normal menjadi Waspada hari ini, Jumat 29 Juli 2022.


Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

28 Juli 2022

Gambar Gunung Raung diambil Kamis, 28 Juli 2022, pukul 05.23 WIB. Gunung tersebut sempat erupsi tiba-tiba pada Rabu, 27 Juli 2022, pukul 17.19 WIB menghasilkan kolom abu setinggi 1.500 meter dari kawah gunung tersebut. (Magma Indonesia/PVMBG).
Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

Erupsi Gunung Raung bukan disebabkan aktivitas pergerakan magma.


5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

13 Juni 2022

Atlet paralayang dari Puncak Lawang, Sumatera Barat, Putri bersiap meluncur di Bukit Gendang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Minggu, 28 November 2021. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

Lima destinasi wisata alam ini sering menjadi lokasi olahraga paralayang. Di mana saja?


Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

10 Agustus 2021

Gunung Raung yang terletak di antara Banyuwangi, Jember dan Bondowoso, erupsi dan abu vulkanik dirasakan sejumlah wilayah di Banyuwangi. Minggu, 7 Februari 2021. ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi
Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

Gunung Raung alias Rawon merupakan gunung api strato berkaldera setinggi 3.332 meter dari permukaan laut.