TEMPO.CO, Jakarta - Survei yang digelar Otoritas Jasa Keuangan terhadap 8.000 responden di seluruh Indonesia menemukan hasil mengejutkan. Sebanyak 57,3 persen responden mengaku memanfaatkan layanan perbankan. Namun, hanya 21,8 persen responden yang paham dengan produk-produk perbankan.
Komisioner OJK Kusumaningtuti menyebutkan dari 78,2 persen responden yang tidak paham produk perbankan, sebagian besar dari mereka adalah ibu rumah tangga. Karena itu, dalam tahun ini OJK akan menjadikan ibu rumah tangga sebagai target utama edukasi perbankan. "Literasi dan edukasi akan diberikan pada IRT di 24 kota besar," kata Kusumaningtuti kepada Tempo, Rabu 4 Juni 2014.
Dia mengatakan perkembangan pengetahuan perbankan di Indonesia tidak terpantau secara menyeluruh. Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan jauh lebih paham produk perbankan dibanding yang berada di pedesaan.
Kusuma menjelaskan survei tersebut dilakukan pada 8.000 responden meliputi semua usia, pekerjaan, penghasilan, dan klasifikasi lainnya. Dalam survei yang dilakukan pada 2013 itu, IRT dan UMKM memiliki literasi yang lemah terhadap perbankan.
Kusuma menilai pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap perbankan jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan, kata dia, literasi perbankan di Indonesia memperoleh nilai terkecil di antara negara tetangga.
Selain di sektor perbankan, OJK juga melakukan survei perbandingan antara pengetahuan dan pemanfaatan pada sektor asuransi dan pegadaian. Nilai literasi (pemahaman) pada kedua sektor itu masing-masing sebesar 17,8 dan 14,9 persen. Sedangkan nilai utilitas (pemanfaatan) kedua sektor itu masing-masing sebesar 11,8 persen dan 5 persen.
PERSIANA GALIH
Baca juga:
OJK Minta Bank Syariah Siapkan Inovasi
OJK Siapkan Dua Program Perlindungan Konsumen
Berita utama:
Apa Isi Tabloid Obor Rakyat yang Jelekkan Jokowi?
Prabowo Kalah,Caleg Gerindra Diancam Tak Dilantik
Manipulasi Video Jokowi 'I don't think about that'