TEMPO.CO , Bogor - Dinas Kesehatan Kota Bogor memetakan dari 68 kelurahan di enam Kecamatan di Kota Bogor, sebanyak 64 kelurahan masuk dalam kategori endemis Demam Berdarah Dengue (DBD). Bahkan berdasarkan data tahun 2013, tercatat sebanyak 752 kasus DBD di Kota Bogor 8 penderitanya meninggal dunia.
Ketua Panitia Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (Gertak PSN DBD ) Azrin Syamsuddin mengatakan, ada empat kelurahan yang merupakan daerah sporadis dan 2 kelurahan yang potensial DBD.
"Salah satu faktor utama tingginya angka endemis di Kota Bogor karena kondisi lingkungan belum bebas dari jentik, selain itu perilaku hidup bersih dan sehat warga masih rendah," kata dia, Jumat 6 Juni 2014. (Baca juga: Demam Berdarah Renggut 7 Orang di Balikpapan)
Menurut dia, jumlah kasus DBD tertinggi berada di Kecamatan Bogor Barat yaitu sebanyak 184 kasus, di Kecamatan Bogor Utara sebanyak 145 kasus dan Kecamatan Tanah Sareal sebanyak 142 kasus.
"Angka bebas jentik di Kota Bogor hanya 93,5 persen masih di bawah angka yang ditargetkan yakni sebesar 95 persen," dia mengeluhkan.
Dia mengatakan, sudah berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD. Mulai dari, sosialisasi penyakit DBD kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat daam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Langkah lain adalah menjaga lingkungan tempat tinggal agar tidak menjadi sarang nyamuk DBD," ujar dia.
Selain itu juga telah dilakukan revitalisasi Kelompok Kerja Opersional DBD mulai tingkat Kota, Kecamatan serta tingkat Kelurahan sebagai penggerak wilayah, serta membentuk kader jumantik (Juru pemantau jentik).
"Kami juga melakukan pelatihan pemberantasan sarang nyamuk bagi kader kader jumantik, guru-guru, anggota pramuka, tokoh masyarakat, serta penanggung jawab Tempat-Tempat Umum (TTU)," katanya.
Selain itu juga telah dilakukan pengendalian populasi nyamuk aedes dengan menggunakan ovitrap."Ovitrap yang sudah didistribusikan kewilayah Kota Bogor saat ini sudah ada 2.600 ovitrap, tersebar di 10 Kelurahan," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan tenaga medis di setiap Puskesmas untuk mengantisipasi melonjaknya pasien DBD. "Kita juga sudah memiliki Puskesmas yang menerima rawat inap," katanya. (Baca juga: Obat DBD Jenis Baru, Maksimal Rp 500 Ribu)
M SIDIK PERMANA
Berita Lain
Prabowo dan Hatta, Beda Pakaian Beda Saku
Survei: Muslim Kota Lebih Pilih NU
Baca Eksepsi Hari Ini, Anas Janji Serang SBY